Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Perdagangan China dijadwalkan menggelar pertemuan pada Selasa sore, 27 Mei 2025, dengan sejumlah produsen mobil besar termasuk BYD dan Dongfeng Motor.
Pertemuan ini bertujuan membahas maraknya penjualan "mobil bekas" yang belum pernah digunakan, menurut sumber yang mengetahui langsung agenda tersebut.
Dikutip dari Reuters, Selasa, 27 Mei 225, fenomena ini disebut sebagai penjualan "mobil bekas dengan jarak tempuh nol", yakni kendaraan yang telah resmi terdaftar dan memiliki pelat nomor, namun belum pernah dikendarai.
Ketua Great Wall Motor, Wei Jianjun, sebelumnya mengungkapkan praktik semacam ini muncul akibat persaingan harga yang ketat di pasar otomotif China.
Dia memperkirakan ada setidaknya 3 ribu hingga 4 ribu unit seperti ini dijual lewat platform mobil bekas.
Menurut sumber tersebut, strategi ini diduga digunakan oleh pabrikan dan dealer untuk mendorong penjualan mobil baru secara tidak langsung demi mengejar target penjualan yang ambisius.
Selain produsen mobil, pertemuan juga akan melibatkan asosiasi industri seperti Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM), Asosiasi Dealer Mobil China (CADA), serta beberapa platform penjualan mobil bekas.
Hingga saat ini, Kementerian Perdagangan, BYD, Dongfeng Motor, dan CADA belum memberikan tanggapan resmi. Sementara itu, Great Wall dan CAAM menolak berkomentar.
Setelah kabar pertemuan ini mencuat, saham sejumlah produsen otomotif seperti BYD dan Leapmotor tercatat turun lebih dari 3 persen, sementara Indeks Otomotif Hang Seng melemah lebih dari 2 persen.