Ntvnews.id, Jakarta - Pembangunan pabrik baterai senilai US$1,6 miliar milik Automotive Energy Supply Corp (AESC) di South Carolina, Amerika Serikat (AS), dihentikan sementara.
Langkah ini diambil di tengah ketidakpastian ekonomi yang dipicu kebijakan tarif perdagangan Presiden Donald Trump yang menjadi sorotan.
Dikutip dari Carscoops, Kamis, 12 Juni 2025, AESC, pemasok baterai untuk kendaraan listrik BMW, memulai proyek ini pada 2023 untuk mendukung produksi model seperti SUV iX3 dan sedan i3.
Meski struktur fisik bangunan hampir rampung, instalasi peralatan dan jalur produksi kini terhenti.
Dalam memo internal yang diperoleh The Wall Street Journal (WSJ), CEO AESC untuk AS dan Eropa, Knudt Flor, menyebut penundaan ini disebabkan oleh ketidakpastian kebijakan federal dan isu perpajakan.
Dia menegaskan, perusahaan berencana melanjutkan proyek tersebut setelah kondisi pasar membaik.
Salah satu tantangan utama adalah tarif tinggi terhadap impor mesin dari China, serta beban tambahan dari tarif baja dan aluminium.
Meskipun AESC berbasis di Jepang, mayoritas sahamnya dimiliki Envision Group dari China, yang menambah kerentanan terhadap kebijakan dagang AS.
Pabrik ini awalnya didukung oleh subsidi besar dari pemerintahan Presiden Joe Biden melalui Undang-Undang Pengurangan Inflasi, yang berhasil menarik lebih dari US$130 miliar investasi ke sektor kendaraan listrik.
Namun, kini subsidi tersebut terancam dihentikan lebih awal oleh Partai Republik, terutama untuk perusahaan dengan koneksi ke negara seperti China.
Meski proyek tertunda, AESC tetap berkomitmen untuk menginvestasikan US$1,6 miliar dan menciptakan 1.600 lapangan kerja.
"Kami tetap berencana menyelesaikan pembangunan fasilitas Florence setelah situasi ekonomi stabil," demikian pernyataan resmi dari perusahaan.