Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: helpers/banner_helper.php
Line Number: 91
Backtrace:
File: /www/ntvweb/application/helpers/banner_helper.php
Line: 91
Function: _error_handler
File: /www/ntvweb/application/helpers/banner_helper.php
Line: 69
Function: gpt
File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 116
Function: gen_ads
File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once
Severity: Notice
Message: Undefined variable: gpt
Filename: banner/gpt.php
Line Number: 1
Backtrace:
File: /www/ntvweb/application/views/banner/gpt.php
Line: 1
Function: _error_handler
File: /www/ntvweb/application/helpers/banner_helper.php
Line: 70
Function: view
File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 116
Function: gen_ads
File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once
Ntvnews.id, Jakarta - Bulan Syaban merupakan salah satu bulan yang istimewa dalam Islam. Selain menjadi waktu untuk memperbanyak ibadah sebagai persiapan menyambut Ramadan, Syaban juga sering dimanfaatkan oleh umat Islam untuk mengganti puasa Ramadan yang tertinggal. Namun, apakah mengganti puasa di bulan Syaban diperbolehkan menurut syariat Islam? Artikel ini akan membahas hukum dan penjelasannya secara mendalam.
Secara syariat, mengganti puasa Ramadan yang tertinggal di bulan Syaban diperbolehkan. Bahkan, jika seseorang memiliki utang puasa Ramadan, ia diwajibkan untuk melunasinya sebelum datang Ramadan berikutnya. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT:
Baca juga: Hukum Puasa Senin-Kamis di Bulan Rajab: Amalan Sunnah dengan Keberkahan Ganda
“...Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkan itu, pada hari-hari yang lain...”
(QS. Al-Baqarah: 185)
Jika seseorang tidak mengganti puasanya hingga masuk Ramadan berikutnya tanpa alasan yang dibenarkan, ia dianggap berdosa dan harus membayar fidyah sebagai tambahan kewajiban.
Diriwayatkan bahwa Aisyah RA, istri Rasulullah SAW, sering mengganti puasa yang tertinggal di bulan Syaban:
"Aku mempunyai utang puasa Ramadan, tetapi aku tidak mampu mengqadhanya kecuali pada bulan Syaban." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa mengganti puasa di bulan Syaban adalah praktik yang dilakukan oleh istri Nabi SAW.