KDM Soroti Risiko Longsor dan Banjir Akibat Penyedotan Air Tanah di Pabrik Air Minum

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Okt 2025, 11:07
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Dedi Mulyadi Sidang Pabrik Aqua Dedi Mulyadi Sidang Pabrik Aqua (YouTube)

Ntvnews.id, Jakarta - Sidak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke pabrik Aqua di Subang menyoroti risiko bencana lingkungan akibat aktivitas industri di kawasan pegunungan. Pengambilan air tanah dalam jumlah besar dan penebangan pohon di sekitar pabrik dinilai berpotensi memicu bencana.

Salah satu bencana yang marak terjadi akibat hal tersebut adalah banjir dan longsor. Saat meninjau lokasi belakang pabrik air minum tersebut, Dedi menanyakan penyebab longsor yang terjadi di area sekitar.

“Kenapa longsor, karena di atasnya itu ada sawah, Pak,” jelas perwakilan perusahaan.

Namun Dedi menegaskan, aktivitas pengambilan air dan penebangan pohon ikut memperparah kerusakan yang terjadi di kawasan tersebut.

Baca Juga: Dikira dari Pegunungan, Dedi Mulyadi Temukan Sumber Air Aqua Berasal dari Sumur Bor

“Karena airnya diambil, pohonnya ditebang. Jalur jalan yang dibangun provinsi bagus-bagus, tapi justru dibebani oleh angkutan besar perusahaan,” kata Dedi.

Gubernur juga mengingatkan potensi risiko kendaraan besar yang digunakan untuk distribusi. Ia menekankan bahwa kecelakaan yang pernah menewaskan tiga orang menjadi pelajaran penting.

“Standarisasi kendaraan yang digunakan perusahaan ini lemah. Mobil besar yang naik ke atas, selain untuk industri, sebenarnya untuk angkut air mineral Aqua,” ujar Dedi.

Dalam kunjungannya, Dedi menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab.

“Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Jangan sampai air dari sini diangkut dan dijual mahal, sementara masyarakat sekitar kekurangan air bersih,” ujarnya.

Baca Juga: Kebijakan Dedi Mulyadi Dikritik Warga, Ajakan ‘Rp1.000 per Hari’ Dinilai Belum Transparan

Pihak Aqua menjelaskan bahwa seluruh sumber air berasal dari sumur bor dalam, bukan mata air permukaan. Mendengar hal ini, Dedi sempat kaget karena dirinya mengira bahwa air minum yang dijual berasal dari pegunungan, bukan sumur pompa dalam. Dedi menekankan risiko lingkungan dari pengambilan air tanah di daerah pegunungan.

“Air gunung nggak ambil bawah tanah, apa nggak geser tanahnya? Kalau di pegunungan, geser tanah berisiko. Ini harus diperhitungkan,” ujar gubernur.

Ia menekankan pentingnya meninjau izin perusahaan untuk mencegah bencana dan kerusakan lingkungan lebih lanjut. Dedi Mulyadi juga mengimbau kepada perusahaan agar tidak memanipulasi data terkait dengan volume pengambilan air tanah tersebut.

x|close