Dalam kesempatan tersebut, merujuk pada pernyataan Special Envoy for Energy and the Environment untuk COP29, Budi menyampaikan bahwa Indonesia memiliki sekitar 577 juta ton kredit karbon.
Oleh karena itu, optimalisasi dan interoperabilitas pasar karbon di tingkat regional sangat penting untuk memberikan manfaat besar bagi Indonesia.
Para perwakilan dunia usaha dalam forum itu juga menyoroti potensi besar Indonesia sebagai negara yang menarik bagi investor. Di tingkat domestik, Indonesia sangat fokus pada pencapaian target pengurangan emisi sebesar 31,89 persen secara domestik dan 43,2 persen melalui kolaborasi internasional. Dalam sektor kehutanan, Indonesia berhasil mengurangi kebakaran hutan hingga 82 persen.
Baca Juga : Kumpulan Bukti yang Dibawa Rizky Febian ke Sidang Isbat Nikah
Deforestasi hutan Indonesia juga tercatat pada level terendah dalam dua dekade terakhir, sementara ekosistem mangrove yang berperan penting dalam penyerapan karbon terus direstorasi.
Komitmen Indonesia terhadap perdagangan karbon juga tercermin dalam kebijakan nasional, salah satunya melalui pembentukan Badan Karbon Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi sektor publik dan swasta dalam upaya penanggulangan perubahan iklim.
Budi menjelaskan bahwa pada 26 September 2023, Indonesia telah meluncurkan bursa karbon, yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).