"Kenapa program tersebut digelontorkan triliunan rupiah untuk sesuatu yang pasti gagal," tandasnya.
Andreas mengaku mengetahui problem program cetak sawah karena terjun langsung saat pembukaan lahan. Saat pembukaan lahan gambut 1 juta hektar Andreas duduk sebagai anggota Tim Analisis Risiko Lingkungan.
"Pada saat program food estate Jokowi tahun 2020 sampai tahun 2023 saya mendampingi BUMN Pangan. Kami melakukan uji coba di Kalimantan Tengah. Luasnya 93 hektar hasilnya 0,85 ton per hektar. Itu kenyataan. Itu data. Itu yang kami lakukan," bebernya.
Andreas mengungkapkan dirinya telah 28 tahun bergerak di Jaringan Tani. Karena itu dia tahu betul kondisi dan permasalahan di lapangan.
"Betul-betul bergerak bukan sebagai mercusuar datang oke. Jadi ada persoalan besar. Untuk itu saya Sebutkan beberapa program yang dicanangkan pemerintah tidak realistis. Menisbikan, menegasikan rasionalitas akademis. Itu yang paling penting," pungkasnya.