Apalagi, sambung Wijayanto, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024 cenderung turun ke 5,03 persen yang terendah dalam 3 tahun terakhir.
"Sangat mungkin berlanjut tahun ini. Ada kemungkinan tahun ini tumbuh lebih rendah daripada pertumbuhan tahun lalu," ucapnya.
Di sisi lain, penghematan yang dilakukan oleh pemerintah ini pasti akan menyebabkan perlambatan ekonomi. Pasanya, tidak dicompensate dengan hal-hal lain yang bisa menopang target pertumbuhan ekonomi.
Wijayanto mengambil contoh pemangkasan anggaran di Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
"Misalnya PU dipangkas Rp80 triliun hanya tinggal Rp30 triliun. Pada saat logistik cost kita tinggi kita harus mengurangi itu. Ini ada di tangan PU. Pada saat kita butuh irigasi, waduk untuk mendongkrak produksi beras swasembada pangan. Ini ada di ranah PU," tuturnya.
"Harus ada jalan lain untuk mengantisipasi itu. Shortfall anggaran itu yaitu investasi. Makanya memang harus bekerja keras supaya investasi ini bisa mengucur masuk ke Indonesia," pungkasnya.