Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mengumumkan struktur kepengurusan lengkap pada Senin 24 Maret 2025.
CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani menegaskan pengumuman struktur kepengurusan ini penting sebagai langkah tepat dalam eksekusi strategi Danantara Indonesia.
Menurutnya, tim yang telah terpilih tidak hanya memiliki pengalaman, profesionalisme, dan kompetensi tinggi, tetapi juga kesiapan untuk menghadapi tantangan dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
"Harapan publik akan Danantara Indonesia sangat tinggi, sehingga sejak hari pertama tim ini harus segera bekerja untuk mewujudkan visi besar kami," ucap Rosan.
Baca juga: Ini Daftar Pengurus Danantara, Ada Ray Dalio, Kapolri hingga Jaksa Agung
Adapun salah satu susunan kepengurusan adalah Holding Investasi yang berada di bawah komando Chief Investment Officer (CIO) Pandu Sjahrir.
Terdapat tiga orang yang menjabat di divisi tersebut di antaranya Djamal Attamimi sebagai Managing Director Finance, Bono Daru Adji sebagai Managing Director Legal, dan Stefanus Ade Hadiwidjaja sebagai Managing Director Investment.
Berikut profil pengurus Holding Investasi BPI Danantara.
Djamal Attamimi
Djamal Attamimi adalah seorang profesional perbankan dan investasi terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara dengan pengalaman lebih dari tiga dekade.
Saat ini, ia menjabat sebagai Managing Partner & CEO di Lynx Asia Partners sejak tahun 2013. Sebelumnya, ia memegang berbagai posisi strategis di institusi keuangan global, termasuk Managing Director, Head of Financing Group di Nomura, serta Co-Head of Capital Markets & Treasury Services di Deutsche Bank.
Ia juga pernah berkarir di Citibank, Rabobank, dan Delta Advisory, membangun keahlian dalam transaksi terstruktur dan pasar modal.
Ia berperan dalam menyusun dan mengeksekusi transaksi pembiayaan dan pasar modal bernilai miliaran dolar untuk berbagai perusahaan dan institusi keuangan di Indonesia dan Asia Tenggara.
Bono Daru Adji
Bono Daru Adji adalah pakar hukum terkemuka dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang mergers & acquisitions (M&A) dan pasar modal.
Ia merupakan penasihat terpercaya bagi perusahaan multinasional, institusi keuangan, dan pemerintah dalam transaksi lintas negara yang kompleks.
Sebagai mitra senior di salah satu firma hukum terbesar di Indonesia, Bono dikenal karena pendekatan strategis dan inovatifnya dalam menangani transaksi besar di sektor publik maupun swasta.
Keahliannya mencakup M&A, pasar modal ekuitas dan utang, tata kelola perusahaan,
serta kepatuhan regulasi.
Ia secara konsisten diakui sebagai praktisi hukum papan atas oleh berbagai direktori hukum internasional, termasuk Chambers, The Legal 500, dan IFLR1000.
The Legal 500 Asia Pacific menempatkannya di Hall of Fame, sementara IFLR1000 dan Asialaw Profiles masing-masing memberinya peringkat Highly Regarded dan Elite Practitioner.
Di luar praktik hukumnya, Bono juga menjabat sebagai Ketua Komite Audit di perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (IDX) dan New York Stock Exchange (NYSE), di mana ia berperan dalam pengawasan laporan keuangan, manajemen risiko, dan tata kelola perusahaan.
Stefanus Ade Hadiwidjaja
Stefanus Ade Hadiwidjaja adalah seorang pakar investasi dengan pengalaman di private equity dan Sovereign Wealth Fund.
Saat ini, ia adalah Chief Investment Officer di Indonesia Investment Authority (INA) sejak awal berdirinya INA, memainkan peran strategis dalam pengelolaan investasi negara.
Dalam kepemimpinan nya di INA, Stefanus berperan dalam investasi di sektor infrastruktur
Digital, Kesehatan dan Teknologi.
Sebelumnya, ia memimpin investasi di Creador sebagai Managing Director, Head of Indonesia dan Singapore selama hampir satu dekade, serta pernah menjabat sebagai CEO Simba Indosnack (2016–2019), salah satu portfolio Creador.
Kariernya juga mencakup pengalaman sebagai Project Leader di Boston Consulting Group (BCG) dan berbagai posisi strategis di sektor keuangan dan industri.
Di bawah kepemimpinannya, INA telah berinvestasi lebih dari US$4 miliar selama empat tahun terakhir, bekerja sama dengan investor global terkemuka seperti ADIA, ADQ, GIC, Blackrock, SRF dan Swire Group.