Rencana Tambah Impor Minyak dan LPG dari AS, Bahlil: Biasa, Ini Politik Dagang

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Apr 2025, 15:51
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia buka sura mengenai rencana pemerintah peningkatan impor minyak dan LPG dari Amerika Serikat (AS). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia buka sura mengenai rencana pemerintah peningkatan impor minyak dan LPG dari Amerika Serikat (AS). (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia buka sura mengenai rencana pemerintah peningkatan impor minyak dan LPG dari Amerika Serikat (AS). Menurutnya rencana pemerintah menambah impor minyak dan LPG dari AS merupakan strategi politik dagang.

Pasalnya, lanjut Bahlil, berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS, Neraca perdagangan Indonesia surplus 14,6 miliar dolar AS. Sehingga pemerintah Indonesia tengah menyanggupi keinginan Presiden AS Donald Trump untuk menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara.

"Saya lagi meng-exercise dengan tim saya agar kita bisa melakukan pembelian di sana (AS) supaya bisa membuat neraca perdangan kita balance," ucap Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat 2025. 

Baca juga: Pengadilan Tipikor Izinkan Uskup Agung Jakarta Kunjungi Hasto di Rutan KPK

"Jangan juga dibuat sesuatu yang seperti wah-wah banget biasa ini, ini politik dagang biasa. Kalau di HIPMI ini biasa," sambungnya.

Lebih lanjut, Bahlil memberikan alasan pemerintah Indonesia tak mengikuti langkah China yang membalas kebijakan AS dengan menaikkan tarif impor.

"Masing-masing negara pasti mempunyai strategi. Strategi negara A, negara B, negara C itu pasti berbeda. Karena kondisi negara mereka juga pasti berbeda-beda. Ya kita hargai saja, tapi kita tidak usah terlalu merasa seperti ya ada sesuatu yang besar, santai aja," ungkap Bahlil.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan strategi yang akan diterapkan untuk menghadapi kebijakan tarif resiprokal atau timbal balik yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Prabowo pun menyebut akan menggunakan strategi Pa Po yang merupakan istilah yang dapat diartikan adil atau fair untuk negosiasi tarif resiprokal itu.

Baca juga: Bos BEI Sebut 21 Emiten Siap Buyback Tanpa RUPS, Nilainya Hampir Rp15 Triliun

"Isilah bisnis bisa ya, presiden ngomong Pa Po, boleh ya," ucap Prabowo, Selasa 8 April 2025.

Lebih lanjut, Prabowo menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk melakukan negosiasi mengenai kebijakan tarif tersebut.

"Saya tawarin mereka Pa Po, saya bisa 17 miliar USD surplus kita, 17 miliar USD kita akan beli dari Amerika. Kita bukan negara miskin," ungkap Prabowo.

Prabowo pun mengungkapkan kebutuhan Indonesia terhadap beberapa komoditas penting dari Amerika, di antaranya adalah LPG hingga BBM.

"Apa yang kita butuh dari Amerika, kita butuh LPG, LPG 8 miliar USD, kita butuh 9 miliar USD ya, Kita butuh minyak, BBM," jelasnya.

x|close