Ntvnews.id, Jakarta - Microsoft mengumumkan mereka akan memangkas lebih dari 6.000 posisi kerja, yang setara dengan sekitar tiga persen dari total tenaga kerjanya secara global.
Ini menjadi pemutusan hubungan kerja terbesar sejak perusahaan memangkas 10.000 karyawan pada 2023. Dampaknya akan dirasakan di berbagai unit bisnis Microsoft, termasuk kantor internasional dan anak perusahaannya.
"Kami terus melakukan penyesuaian organisasi yang diperlukan untuk memastikan Microsoft tetap kompetitif di pasar yang terus berubah," kata juru bicara perusahaan, Pete Wootton, dalam pernyataannya kepada The Verge, dikutip Rabu, 14 Mei 2025.
Informasi yang beredar menyebutkan langkah ini akan memengaruhi berbagai tingkatan jabatan, termasuk tim LinkedIn dan sejumlah kantor di luar negeri.
Kebijakan ini muncul hanya beberapa minggu setelah CFO Microsoft, Amy Hood, menyampaikan perusahaan akan memangkas jumlah manajer untuk meningkatkan efisiensi.
"Kami terus berfokus pada pembentukan tim berkinerja tinggi dan meningkatkan ketangkasan kami dengan mengurangi lapisan dengan lebih sedikit manajer," kata Hood pada tanggal 30 April," ujarnya pada 30 April lalu.
Awal tahun ini, Microsoft juga telah mulai melakukan pemangkasan berdasarkan kinerja karyawan, yang melibatkan ratusan orang.
Pemangkasan ini menambah daftar panjang PHK yang dilakukan Microsoft sejak awal 2024. Sebelumnya, mereka juga telah memangkas sekitar 1.900 karyawan dari divisi Activision Blizzard dan Xbox.
Pada Mei 2024, beberapa studio game seperti Tango Gameworks (pengembang Hi-Fi Rush) dan Arkane Austin (pengembang Redfall) juga ditutup, meskipun Tango Gameworks kemudian kembali beroperasi melalui kerja sama dengan Krafton.
Tak hanya itu, pada September 2024 Microsoft juga memangkas 650 posisi di divisi Xbox, dan sekitar 1.000 karyawan dari tim HoloLens serta layanan cloud Azure diberhentikan pada Juni sebagai bagian dari restrukturisasi yang berkelanjutan.