Ntvnews.id, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I 2025 berada 430,4 miliar dolar AS atau tumbuh secara tahunan sebesar 6,4 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Dennny Prakoso mengatakan angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan utang luar negeri pada kuartal IV 2024 sebesar 4,3 persen.
"Perkembangan posisi ULN tersebut bersumber dari sektor publik," ucap Ramdan dalam keterangannya, Kamis 15 Mei 2025.
Lebih lanjut, Ramdan menegaskan utang luar negeri pemerintah tetap terjaga. Posisi ULN pemerintah pada triwulan I 2025 sebesar 206,9 miliar dolar AS.
Baca juga: Bertemu PM Albanese, Prabowo: Australia-Indonesia Sahabat yang Dekat
Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh penarikan pinjaman dan peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional, seiring dengan kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia yang tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang makin tinggi.
"Pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan mengelola ULN secara hati-hati, terukur, dan akuntabel untuk mewujudkan pembiayaan yang efisien dan optimal," jelasnya.
Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial atau 22,4 persen dari total ULN pemerintah.
Kemudian administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib atau 18,5 persen; Jasa Pendidikan atau 16,5 persen; Konstruksi atau 12 persen; serta Transportasi dan Pergudangan atau 8,7 persen.
Baca juga: Grab Bantah Kabar Merger dengan Gojek
Posisi ULN pemerintah tersebut tetap terjaga karena didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.
ULN swasta melanjutkan kontraksi pertumbuhan. Pada kuartal I 2025, posisi ULN swasta tercatat sebesar 195,5 miliar dolar AS, atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,2 persen yoy, lebih rendah dibandingkan kontraksi triwulan sebelumnya sebesar 1,6 persen yoy.
Perkembangan tersebut terutama didorong oleh ULN bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporation) yang mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 0,9 persen yoy, lebih rendah dibandingkan kontraksi 1,7 persen yoy pada kuartal IV 2024.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 79,6 persen dari total ULN swasta.
ULN swasta tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,4 persen terhadap total ULN swasta.
"Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," tandasnya.