Mendag Bahas 3 Isu Strategis dalam Forum APEC MRT 2025 di Korea Selatan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Mei 2025, 12:57
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dalam pertemuan Menteri Perdagangan APEC (APEC Ministers Responsible for Trade/APEC MRT) 2025 di Jeju, Korea Selatan. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dalam pertemuan Menteri Perdagangan APEC (APEC Ministers Responsible for Trade/APEC MRT) 2025 di Jeju, Korea Selatan. (Antara)

Ntvnews.id, JejuMenteri Perdagangan Budi Santoso memaparkan tiga isu penting yang menjadi fokus Indonesia dalam pertemuan Menteri Perdagangan APEC (APEC Ministers Responsible for Trade/APEC MRT) 2025 yang digelar di Jeju, Korea Selatan.

Tiga isu tersebut meliputi pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam inovasi perdagangan, penguatan sistem perdagangan multilateral, serta upaya mendorong perdagangan yang berkelanjutan.

"Kami harap, APEC MRT 2025 akan berjalan konstruktif. Kami juga berharap, APEC MRT akan menghasilkan berbagai solusi dan gagasan dalam menghadapi tantangan perdagangan saat ini," ujar Budi dalam keterangannya dari Jakarta, Jumat, 16 Mei 2025.

Dalam sesi pembukaan tersebut, Budi menyoroti perkembangan teknologi digital dan AI yang semakin pesat. Menurutnya, kemajuan ini menuntut negara-negara anggota APEC untuk menjembatani kesenjangan pembangunan agar manfaat perdagangan digital bisa dirasakan secara merata.

Baca Juga: Ketua Fraksi PSI DPRD DKI: Jokowi Masuk Bursa Ketum PSI

"Kita dapat memastikan manfaat perdagangan digital dapat diakses merata oleh seluruh lapisan masyarakat di kawasan. Upaya ini diwujudkan melalui inovasi, kolaborasi, dan kebijakan yang berprinsip," kata Budi.

Ia menekankan bahwa APEC perlu mendorong investasi berkelanjutan di bidang infrastruktur digital, berbagi praktik-praktik terbaik, menyusun program peningkatan kapasitas secara terfokus, serta mengembangkan keterampilan digital bagi tenaga kerja di seluruh kawasan sebagai cara mengatasi kesenjangan tersebut.

Budi juga mendorong APEC untuk tetap berada di garis depan dalam menciptakan kerangka regulasi yang adil dan adaptif, menjaga iklim kompetisi yang sehat, serta menyederhanakan prosedur fasilitasi perdagangan untuk mendukung pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kemajuan AI dan teknologi digital membawa peluang besar untuk mendorong inovasi yang berdampak pada efisiensi proses perdagangan, memperkuat rantai pasok global, memberdayakan UMKM lewat platform digital, dan mengubah cara perdagangan lintas batas dilakukan.

Baca Juga: Wamentan Sudaryono: Agrinas Jawab Kebutuhan Pangan Rakyat dari Hulu ke Hilir

Namun di sisi lain, Budi mengingatkan adanya tantangan serius yang juga muncul seiring transformasi ini. Mulai dari kesenjangan digital yang melebar, ketimpangan akses terhadap teknologi, potensi gangguan di pasar tenaga kerja, isu tata kelola data dan infrastruktur digital, hingga risiko penyalahgunaan teknologi untuk mengeksploitasi perilaku konsumen.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, ia mengajak APEC membangun ekosistem digital yang inklusif agar seluruh masyarakat di kawasan mendapat manfaat nyata, sejalan dengan arah Visi Putrajaya 2040.

"Dalam menghadapi dinamika tersebut, APEC memiliki peran yang sangat strategis untuk membentuk ekosistem digital kawasan yang inklusif, terbuka, dan saling terhubung. Oleh karena itu, kerja sama regional yang diperkuat, peningkatan interoperabilitas, serta komitmen untuk tidak meninggalkan siapa pun menjadi hal yang esensial," ujar Budi.

(Sumber: Antara)

x|close