Ntvnews.id, Jakarta - Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) memajukan waktu pada Doomsday Clock atau Jam Kiamat, menjadikannya 89 detik sebelum tengah malam—lebih cepat satu detik dari sebelumnya.
Ketua Dewan Ilmiah dan Keamanan BAS, Daniel Holz, menyatakan bahwa keputusan ini diambil karena dunia belum menunjukkan kemajuan signifikan dalam menangani ancaman-ancaman eksistensial terhadap umat manusia.
"Dengan memajukan Jam Kiamat, kami ingin mengirimkan sinyal kuat bahwa bahaya besar semakin mendekat," ujarnya saat mengumumkan waktu Jam Kiamat untuk tahun 2025.
Holz menegaskan bahwa setiap pergerakan jarum jam mendekati tengah malam merupakan peringatan nyata terhadap risiko global. "Saat dunia semakin mendekati titik kritis, tiap detik yang berlalu tanpa tindakan justru meningkatkan potensi terjadinya bencana besar," katanya dalam pernyataan di situs resmi BAS.
Baca Juga: 5 Fakta Kiamat Kebakaran di Los Angeles: Rumah Artis Ludes, Kerugian Capai Rp810 Triliun!
Selama dua tahun terakhir, jarum Jam Kiamat tetap berada di posisi 90 detik menjelang tengah malam. Namun, konflik berkelanjutan seperti perang di Ukraina serta ancaman eskalasi nuklir telah memperparah kondisi global.
Tahun ini, peningkatan risiko dari senjata nuklir, perubahan iklim, ancaman biologis, dan kemajuan teknologi disruptif seperti kecerdasan buatan membuat BAS memajukan jam lebih dekat lagi ke titik akhir.
"Perjanjian pengendalian senjata banyak yang gagal, dan konflik bersenjata yang melibatkan negara-negara pemilik nuklir masih berlangsung. Di sisi lain, upaya menanggulangi perubahan iklim belum memadai, karena banyak pemerintah belum menerapkan kebijakan dan pendanaan yang dibutuhkan," jelas Holz.
Baca Juga: Terkuak Penyebab Kiamat Kebakaran di Los Angeles, Ternyata Gegara Masalah Iklim
Ia juga menyoroti bahwa tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah. Menurutnya, perkembangan pesat dalam teknologi seperti bioteknologi, AI, dan eksplorasi luar angkasa melampaui regulasi dan pemahaman global atas dampaknya.
Holz memperingatkan bahwa semua risiko ini diperparah oleh maraknya penyebaran misinformasi, disinformasi, dan teori konspirasi, yang semakin mengaburkan batas antara fakta dan kebohongan serta merusak komunikasi publik.
Apa itu Jam Kiamat?
Jam Kiamat adalah simbol peringatan yang menunjukkan seberapa dekat umat manusia dengan potensi kehancuran akibat teknologi berbahaya. Setiap tahun, ilmuwan BAS berkumpul untuk meninjau kondisi global dan memperbarui waktu pada jam tersebut. Semakin dekat jarum ke tengah malam, semakin tinggi ancaman bencana dunia.
Jam ini pertama kali diciptakan pada 1947 oleh sekelompok ilmuwan, termasuk Albert Einstein dan J. Robert Oppenheimer, serta para peneliti dari University of Chicago yang tergabung dalam Manhattan Project—proyek pengembangan bom atom pertama di dunia.
Hanya dua tahun setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jam Kiamat awalnya disetel pada tujuh menit sebelum tengah malam. Selama lebih dari 70 tahun, posisi jarumnya telah mengalami banyak perubahan, maju dan mundur.
Waktu terjauh dari tengah malam tercatat pada 1991, yakni 17 menit, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet mengumumkan pengurangan persenjataan nuklir melalui perjanjian strategis antara Presiden George H. W. Bush dan Presiden Mikhail Gorbachev.