Industri Mainan Nasional Raup Surplus dalam 5 Tahun Terakhir, Ekspor 2024 Tembus Rp10 Triliun

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Jun 2025, 15:38
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Aktivitas pekerja dalam proses produksi mainan anak PT Royal Regent Indonesia (RRI) di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah. Aktivitas pekerja dalam proses produksi mainan anak PT Royal Regent Indonesia (RRI) di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah. (Kemenperin)

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat kinerja positif industri mainan dalam negeri yang berhasil mempertahankan surplus neraca perdagangan internasional selama lima tahun berturut-turut. Pada 2024, nilai ekspor sektor ini mencapai 610 juta dolar AS atau setara Rp10 triliun (mengacu pada kurs Rp16.390 per dolar AS).

“Ini merupakan pencapaian yang membanggakan sekaligus juga membuktikan ketangguhan industri manufaktur Indonesia di arena internasional. Artinya, di tengah disrupsi ekonomi dunia, industri manufaktur dalam negeri masih terbukti memiliki ketahanan dan daya saing yang kuat di level global,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat, 20 Juni 2025.

Agus menjelaskan, sektor industri mainan anak Indonesia membukukan kenaikan ekspor sebesar 13,8 persen pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Amerika Serikat menjadi pasar ekspor utama, mencerminkan peran industri ini dalam rantai pasok global.

Data Kemenperin menunjukkan bahwa pada 2020, sektor ini mencatat surplus 231 juta dolar AS (Rp3,7 triliun), kemudian meningkat menjadi 317 juta dolar AS (Rp5,2 triliun) pada 2021 dan 364 juta dolar AS (Rp5,9 triliun) pada 2022. Meskipun mengalami sedikit penurunan pada 2023 menjadi 292 juta dolar AS (Rp4,78 triliun), surplus kembali naik pada 2024 menjadi 317 juta dolar AS (Rp5,2 triliun).

“Negara tujuan ekspor terbesar untuk industri mainan anak nasional yaitu ke Amerika Serikat sebesar 48 persen dari total ekspor mainan anak Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan tujuan ke Inggris, Singapura, China, dan Jerman,” tutur Agus.

Di tahun yang sama, Indonesia menyumbang sekitar dua persen dari total impor mainan anak Amerika Serikat, dengan nilai mencapai 289 juta dolar AS atau Rp4,73 triliun. Produk-produk unggulan yang diekspor ke Negeri Paman Sam meliputi boneka, stuffed toys, mainan miniatur, set balok, dan berbagai jenis mainan lainnya.

“Hal ini mengindikasikan masih besarnya peluang ekspor Indonesia untuk penetrasi ke pasar domestik Amerika Serikat,” lanjutnya.

Salah satu pelaku industri yang berhasil menembus pasar ekspor adalah PT Royal Regent Indonesia (RRI), perusahaan berbasis di Kendal, Jawa Tengah, yang beroperasi penuh sejak November 2023. Anak usaha Walden Toys Group asal Hong Kong ini telah mengekspor enam kontainer produk mainan dengan nilai total mencapai 688.662 dolar AS atau sekitar Rp11 miliar. Produk yang dikirim termasuk kursi mainan anak, pakaian boneka, dan mainan berbentuk traktor.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menambahkan bahwa Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-22 dari 195 negara eksportir mainan anak berdasarkan kontribusi global, dengan pangsa pasar sebesar 0,48 persen.

“Sentra IKM mainan anak ini tersebar. Di Jawa Tengah terdapat 4 sentra, 1 sentra di Jawa Timur, dan 5 sentra di Jawa Barat,” ungkap Reni.

Menurut data Kemenperin, industri mainan anak dalam negeri menyerap lebih dari 37 ribu tenaga kerja di tahun 2024, dengan total 204 unit usaha. Rinciannya meliputi 124 industri skala besar dan menengah, 80 industri kecil, serta 10 sentra IKM yang tersebar di beberapa provinsi.

Performa ekspor yang konsisten dan pertumbuhan sentra industri di berbagai wilayah menunjukkan bahwa sektor mainan anak nasional mampu berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan daya saing industri manufaktur Indonesia di pasar global.

(Sumber: Antara)

x|close