Sri Mulyani Ambil Langkah Strategis Atasi Defisit APBN dengan Ajukan SAL ke DPR

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Jul 2025, 05:00
thumbnail-author
Devona Rahmadhanty
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Pada Selasa, 1 Juli 2025, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pemerintah di Rapat Paripurna ke-21 Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Pada Selasa, 1 Juli 2025, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pemerintah di Rapat Paripurna ke-21 Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengajukan permohonan kepada DPR RI untuk menggunakan sisa anggaran lebih (SAL) senilai Rp85,6 triliun. Langkah ini diambil guna menutup pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang diperkirakan melebihi target semula.

Dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI pada Selasa, 1 Juli 2025, Menkeu mengungkapkan proyeksi defisit APBN hingga akhir tahun depan akan mencapai Rp662 triliun, atau sekitar 2,78 persen dari produk domestik bruto (PDB). Jumlah tersebut melampaui target awal defisit yang ditetapkan sebesar Rp616,2 triliun atau 2,53 persen dari PDB.

“Defisit totalnya Rp662 triliun atau 2,78 persen dari PDB. Agak lebih lebar dibandingkan APBN awal. Kami akan meminta persetujuan DPR menggunakan sisa anggaran lebih Rp85,6 triliun sehingga kenaikan defisit tidak harus dibiayai semua dengan penerbitan surat utang,” katanya. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa pelebaran defisit APBN 2025 terjadi akibat potensi melesetnya target penerimaan negara. Ia menyebut, total pendapatan negara diproyeksikan hanya mencapai Rp2.865,5 triliun atau sekitar 95,4 persen dari target yang ditetapkan dalam pagu anggaran sebesar Rp3.005,1 triliun.

Guna menghindari ketergantungan penuh pada pembiayaan lewat penerbitan utang, Menteri Keuangan Sri Mulyani berencana memanfaatkan sebagian dari Sisa Anggaran Lebih (SAL) tahun anggaran 2024 yang mencapai Rp457,5 triliun.

Dengan proyeksi defisit APBN yang semakin melebar, pemanfaatan SAL dipilih sebagai langkah strategis untuk menekan beban utang baru. Dana tersebut akan digunakan untuk menutup defisit, memenuhi kewajiban pemerintah, serta mendukung belanja prioritas nasional.

“Dengan penggunaan SAL, ini akan membantu menjaga keseimbangan fiskal dan mengurangi tekanan terhadap pembiayaan melalui surat berharga negara,” tambahnya. 

Sri Mulyani mengungkapkan bahwa hingga akhir 2025, realisasi belanja negara diperkirakan mencapai Rp3.527,5 triliun, atau sekitar 97,4 persen dari total pagu anggaran yang ditetapkan dalam APBN 2025.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut RI Butuh Investasi Rp7.500 Triliun untuk Ekonomi Tumbuh Tinggi di 2026

(Sumber: Antara) 

x|close