Saham BRI Merosot, Analis Soroti Dampak Skandal Pengadaan Mesin EDC

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Jul 2025, 13:41
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Bank BRI Bank BRI

Ntvnews.id, Jakarta - Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kembali tertekan di tengah mencuatnya kasus dugaan korupsi pengadaan mesin Electronic Data Capture (EDC) yang sedang diselidiki Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Pada sesi I perdagangan Rabu, 2 Juli 2025, saham BBRI ditutup melemah 1,08 persen ke level Rp3.660.

Analis saham sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menjelaskan bahwa penurunan ini mencerminkan kekhawatiran pasar.

"Pelemahan ini mencerminkan respons pasar terhadap mencuatnya kasus dugaan korupsi dalam proyek pengadaan mesin EDC di tubuh BRI, yang tengah diselidiki KPK," ucap Hendra saat dihubungi Ntvnews.id, Rabu 2 Juni 2025. 

Baca juga: Ini 13 Orang yang Dicekal KPK di Kasus Mesin EDC Rp2,1 Triliun Bank BRI

Seperti diketahui, kasus dugaan korupsi proyek EDC yang berlangsung antara 2020–2024 itu disebut bernilai Rp2,1 triliun.

Menurutnya meskipun KPK belum menetapkan tersangka, langkah pencegahan bepergian ke luar negeri terhadap 13 orang di antaranya berasal dari lingkungan internal BRI telah menimbulkan kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan keterlibatan pejabat aktif perseroan.

Lebih lanjut, Hendra menekankan bahwa dampak langsung sentimen negatif ini berisiko menekan persepsi investor institusi yang menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), sehingga memicu arus keluar dana dari saham BBRI.

Risiko reputasi ini dikhawatirkan bisa berdampak pada proses bisnis, kepercayaan pasar, serta kemungkinan koreksi laporan keuangan apabila ditemukan ketidakwajaran dalam realisasi proyek EDC. 

Dari sisi teknikal, saham BBRI juga tengah berada dalam fase konsolidasi menurun sejak pertengahan Juni. 

"Harga saat ini telah menembus minor support, dan berpotensi menguji area support krusial di level Rp3.570. Jika level ini gagal bertahan, tekanan jual bisa membawa harga ke zona psikologis berikutnya di kisaran Rp3.400," ungkapnya.

Baca juga: Bank BRI Diduga Kena Serangan Ransomware, Pakar: Data Tak Cukup Meyakinkan

Namun demikian, ia mengungkapkan secara fundamental, BRI masih menunjukkan kinerja keuangan yang solid dengan profitabilitas tinggi dan dukungan ekosistem bisnis UMKM yang kuat. 

Koreksi harga saat ini lebih dipicu oleh ketidakpastian jangka pendek ketimbang pelemahan prospek jangka panjang. 

"Selama tidak terjadi eskalasi besar seperti penetapan tersangka dari jajaran direksi aktif atau revisi besar terhadap laporan keuangan, tekanan ini berpotensi mereda seiring waktu," jelas Hendra.

Investor jangka panjang dapat memanfaatkan koreksi ini sebagai peluang akumulasi bertahap, dengan tetap mencermati perkembangan proses hukum. 

"Pasar kini menantikan kejelasan dari KPK untuk menilai seberapa dalam dan luas dampak kasus ini terhadap manajemen dan operasional BRI ke depan," tandasnya.

x|close