Ntvnews.id, Jakarta - Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kembali tertekan di tengah kasus dugaan korupsi pengadaan mesin Electronic Data Capture (EDC) yang sedang diselidiki Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pada perdagangan Rabu 2 Juli 2025, saham BBRI ditutup melemah 0,54 persen ke level 3.680 per saham.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto, menilai bahwa kabar tersebut menjadi sentimen negatif yang memperburuk kondisi saham BBRI.
"Kasus korupsi sudah pasti jadi sentimen negatif, ditambah kinerja BRI yang menurun jadi mengurangi daya tarik saham ini, sehingga pelaku pasar melepas saham BBRI dan harganya menurun," ucap William saat dihubungi Ntvnews.id, Rabu 2 Juli 2025.
Baca juga: BYD Luncurkan Seagull Free Edition di China, Penjualan Global Tembus 1 Juta Unit
Baca juga: PMK 25 Tahun 2025 Diberlakukan, Bea Cukai Jamin Kejelasan Ketentuan Impor Barang Pindahan
Menurut William, saham BBRI masih berpotensi untuk terus melemah hingga ke level 3.500.
"Saat ini BBRI berpotensi melemah sampai dengan target 3.500, saran saya wait and see," ungkapnya.
Seperti diketahui, kasus dugaan korupsi proyek EDC BRI berlangsung antara 2020–2024 itu disebut bernilai Rp2,1 triliun.
Dalam hal ini,KPK telah mengonfirmasi inisial 13 orang yang dicegah ke luar negeri sehubungan dengan penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan mesin EDC.
Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto menjelaskan dari 13 orang yang telah dicekal memiliki inisial sebagai berikut: CBH, IU, DS, MI, AJ, IS, AWS, IP, KS, ELV, NI, RSK, dan SRD.