Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di acara Ikatan Alumni Pengurus Besar Pelajar Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PB PMII). (sumber: Youtube PMII Channel)
Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyinggung sejumlah wakil menteri yang mendapat jabatan sebagai komisaris BUMN. Cak Imin sempat berkelakar 'ngiler' alias tergiur melihat para wakil menteri itu ditunjuk menjadi komisaris BUMN.
Hal tersebut diungkapkan Cak Imin saat menyapa para wakil menteri yang hadir dalam pengukuhan Ikatan Alumni Pengurus Besar Pelajar Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PB PMII).
Adapun wakil menteri yang hadir diantaranya Wamen BUMN Aminuddin Ma'ruf, Wamen Perindustrian Faisol Riza, dan Wamen Sekretaris Negara Juri Ardiantoro.
"Wamen yang saya hormati, Aminuddin Ma'ruf, Faisol Riza, sahabat Juri. Ini wamen-wamen yang membuat saya agak terpuruk. Karena dulu saya tuh enggak pernah peduli dompet saya ada uang atau enggak, enggak peduli. Bagi saya, dompet ada isi, enggak ada isi, yang penting ada kartu kredit, kan gitu," ucap Cak Imin yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Baca juga: Perahu Pemancing Terbalik di Pasuruan: 1 Tewas, 3 Orang Hilang
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar saat memberikan keterangan pers usai menghadiri acara halalbihalal di rumah dinasnya. (Antara)
Barulah Cak Imin berkelakar 'ngiler' terhadap wamen yang ditunjuk sebagai komisaris BUMN. "Gara-gara wamen-wamen pada jadi komisaris, kita ngiler juga kan," bebernya.
Cak Imin mengaku sempat berpikir untuk bisa memiliki nasib seperti para wamen tersebut, sambil memikirkan daerah pemilihannya (dapil).
"Jadi mikir ini kira-kira bisa seperti mereka enggak nasib ini. Kira-kira dapil masih aman apa enggak gitu. Wamen-wamen ini luar biasa," ungkapnya.
Meski begitu, Cak Imin memahami bahwa setiap manusia memiliki porsi rezekinya masing-masing.
Baca juga: Kepulan Asap Tebal Muncul dari Gedung LP3I Banten Pagi Ini
Seperti diketahui, sebanyak 30 wakil menteri tercatat merangkap jabatan sebagai komisaris BUMN.
Fenomena ini memicu perbincangan publik soal efektivitas dan potensi konflik kepentingan dalam rangkap jabatan antara fungsi eksekutif dan pengawasan di badan usaha milik negara.
Ikuti Whatsapp Channel NTVNEWS.ID
