Mendag: Indonesia Masih Terapkan Tarif Lama untuk Ekspor ke AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Sep 2025, 15:51
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat, 12 September 2025. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat, 12 September 2025. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan Indonesia saat ini masih menggunakan tarif acuan lama sebesar 10 persen untuk seluruh produk ekspor ke Amerika Serikat (AS). Ia menyebut implementasi tarif resiprokal 19 persen masih menunggu kepastian dari pihak AS.

"Ya, jadi kita masih pakai yang 10 persen," ujar Budi di Jakarta, Jumat, 12 September 2025.

Ia menjelaskan penundaan penerapan tarif baru tersebut bukan berasal dari Indonesia, melainkan dari Amerika Serikat.

Baca Juga: ESDM Berencana Impor BBM dari AS untuk Atasi Kelangkaan di SPBU Swasta

"Kan belum selesai, kan nanti ada agreement reciprocal tariff ya. Tapi kan belum, ya mungkin karena banyak yang harus di ini (negosiasi)," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa, 9 September 2025, menyampaikan bahwa tim negosiasi dari Indonesia masih membahas implementasi perjanjian tarif dengan Amerika Serikat di Washington D.C., AS.

Airlangga menegaskan sebelum kesepakatan tarif berlaku, kedua negara perlu menyetujui perjanjian implementasi. Negosiasi mengenai besaran tarif sudah disepakati sebesar 19 persen, meskipun ada sektor tertentu yang mendapatkan tarif berbeda, khususnya untuk produk yang tidak diproduksi di AS.

Selain itu, Indonesia juga masih menyiapkan sejumlah regulasi pendukung sebelum implementasi perjanjian tarif.

Baca Juga: Kakak-Adik Bos Sritex jadi Tersangka Pencucian Uang

Presiden AS Donald Trump sebelumnya menetapkan tarif impor resiprokal sebesar 19 persen bagi Indonesia, turun dari angka awal 32 persen. Finalisasi angka 19 persen tersebut terjadi setelah negosiasi melalui sambungan telepon antara Presiden AS dengan Presiden Prabowo Subianto.

Sementara itu, tim negosiasi Indonesia yang dipimpin Menko Airlangga juga sempat terbang ke AS untuk memperjuangkan penurunan tarif dari ketentuan awal yang ditetapkan Washington.

(Sumber: Antara)

x|close