Kata CEO Danantara Soal Bank Himbara Diguyur Rp200 Triliun

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Sep 2025, 11:30
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
CEO Danantara Rosan Roeslani (tengah) menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri acara Pertemuan dan Simposium Gotong Royong Perumahan Warisan Bangsa di Jakarta, Selasa (16/9/2025). CEO Danantara Rosan Roeslani (tengah) menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri acara Pertemuan dan Simposium Gotong Royong Perumahan Warisan Bangsa di Jakarta, Selasa (16/9/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - CEO Danantara Rosan Roeslani memberikan tanggapan atas pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenai kondisi bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang disebut kesulitan setelah pemerintah memindahkan kas negara sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke lima bank tersebut.

Terkait informasi bahwa bank-bank Himbara hanya mampu menyerap Rp7 triliun, Rosan menilai perbedaan kemampuan antarbank dalam menyalurkan kredit dan menyerap dana merupakan hal yang lumrah. Meski begitu, ia tetap memandang kebijakan pemerintah sebagai langkah positif untuk memperkuat likuiditas perbankan.

“Ini positif, karena ini juga memberikan keleluasaan likuiditas di pihak perbankan," ujar Rosan seusai menghadiri acara Pertemuan dan Simposium Gotong Royong Perumahan Warisan Bangsa di Jakarta, Selasa malam.

Baca Juga: CEO Danantara Sebut Merger Pelita Air-Garuda Indonesia untuk Efisiensi dan Optimalisasi Aset

Sejak Jumat, 12 September 2025, dana Rp200 triliun tersebut telah ditempatkan pada lima bank Himbara: BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI. Dari jumlah tersebut, BRI, BNI, dan Mandiri masing-masing menerima Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, dan BSI Rp10 triliun. Dana itu sebelumnya tersimpan di Bank Indonesia dan kini dialihkan untuk memperkuat posisi likuiditas bank.

Rosan menjelaskan, tambahan likuiditas ini memberi peluang lebih besar bagi perbankan untuk menyalurkan pembiayaan dengan tingkat suku bunga yang lebih kompetitif. Ia meyakini hal tersebut akan memberikan dampak signifikan, terutama bagi sektor swasta.

"Dengan suku bunga yang lebih kompetitif ini tentunya akan membantu semua sektor lainnya, terutama sektor swasta, dan bisa merasakan dampaknya," kata Rosan.

Baca Juga: CEO Danantara Ungkap Presiden Prabowo Buka Peluang ‘Global Advisor’ di Danantara

Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya mempercepat perputaran uang dalam perekonomian nasional. Berdasarkan indikator jumlah uang beredar (M1 dan M2), Rosan menyebut velocity of money di Indonesia saat ini hanya berada di kisaran 41–42 persen.

Menurutnya, angka tersebut relatif rendah jika dibandingkan dengan negara lain, di mana perputaran uang bisa melampaui 100 persen.

"Kalau kita ingin pertumbuhan lebih tinggi, (peredaran) uangnnya perlu lebih tinggi. Ini adalah satu cara konkret nyata oleh pemerintah dalam rangka membuat peredaran dana ini makin cepat, agar pertumbuhan kita makin meningkat," ucapnya.

Sumber: ANTARA

x|close