Ntvnews.id, Jakarta - Malam di Kampung Iraiweri, Distrik Anggi, Pegunungan Arfak, Papua Barat kini tak lagi temaram. Dulu, ketika senja jatuh di balik perbukitan, warga hanya mengandalkan sinar rembulan dan lampu minyak yang berasap. Kini, rumah-rumah kayu di lereng gunung itu memancarkan cahaya kuning lembut — hasil aliran air yang diolah menjadi listrik oleh Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Anggi.
“Semua rumah itu harus dapat listrik, supaya anak-anak bisa belajar, mamak-mamak bisa masak dengan lampu,” ujar Elias Inyomusi, salah satu warga Anggi.
Ia masih mengingat masa gelap dulu. “Kami bikin api, pasang gelegar dari rotan, isi minyak tanah, baru bakar. Itu yang kami pakai belajar,” kenangnya. Kini, anak-anak tak lagi belajar di bawah cahaya sumbu minyak, melainkan di bawah lampu pijar yang menyala tanpa henti.
Baca Juga: PLN dan Pemkab Bantul Hadirkan Akses Listrik, Harapan Masyarakat Prasejahtera Kini Menyala
Bagi warga Anggi, listrik bukan sekadar cahaya — ia adalah simbol perubahan. “Dengan lampu seperti ini, anak-anak kami bisa belajar, pintar, bersaing dengan distrik lain. Terima kasih, kami tetap NKRI,” kata Piti Inyomusi, matanya berbinar.
Pembangunan PLTMH Anggi adalah bagian dari program strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Proyek ini menjadikan Kabupaten Pegunungan Arfak sebagai satu-satunya wilayah di Indonesia yang seluruh listriknya bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).
Ratusan kilometer dari Papua Barat, di Desa Bandar Jaya, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, cerita serupa juga sedang ditulis oleh cahaya.
Di teras rumah papan sederhananya, Ruslam (52) duduk sambil tersenyum lega. Untuk pertama kalinya, rumahnya terang benderang tanpa suara dengung genset. “Sebelumnya saya pakai genset. Enam jam satu liter bensin, jadi jam sepuluh malam sudah gelap lagi,” katanya.
Baca Juga: Purbaya Siap Tambah Dana LPDP 13 Triliun
Dulu, anak-anaknya belajar dengan lampu redup, sementara sang istri harus berhenti menjahit karena bahan bakar habis. Kini, listrik mengubah segalanya. “Anak-anak bisa belajar sampai malam, istri bisa menjahit tanpa terburu-buru, saya bisa istirahat dengan tenang,” ucapnya haru.
Momen paling berkesan datang ketika Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyalakan langsung kWh meter di rumahnya. Seketika lampu menyala terang dan sorak gembira warga pecah di udara malam. “Bagi kami, ini bukan sekadar penerangan, tapi awal kehidupan baru,” ujar Ruslam.
Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dan Listrik Desa (Lisdes) menjadi penopang utama perubahan di dua ujung negeri itu. Melalui kedua program inilah pemerintah berkomitmen mewujudkan keadilan energi: menghadirkan listrik bagi semua tanpa terkecuali.
“Program Lisdes ini wujud nyata arahan Presiden Prabowo Subianto agar seluruh desa di Indonesia menikmati listrik paling lambat tahun 2029–2030,” ujar Menteri Bahlil saat kunjungan ke Musi Banyuasin, Kamis, 16 Oktober 2025.
Baca Juga: Menteri Arifah Kecam Tindak Kekerasan Seksual Anak oleh Oknum Brimob di Ambon
Saat ini, masih ada sekitar 5.700 desa dan 4.400 dusun yang belum menikmati listrik. Karena itu, Program Lisdes 2025 menargetkan 1.285 lokasi baru, dengan pembangunan 4.770 kilometer jaringan tegangan menengah, 3.265 kilometer jaringan tegangan rendah, dan gardu berkapasitas 94.040 kVA.
Bagi desa-desa yang sulit dijangkau jaringan PLN, solusi disiapkan melalui PLTS komunal dan PLTS individual dengan baterai. Sementara BPBL menyasar 215.000 rumah tangga miskin di 36 provinsi agar dapat menikmati listrik gratis, lengkap dengan instalasi rumah tangga dan token perdana Rp100.000.
Listrik kini bukan hanya tanda kemajuan, tetapi cermin kehadiran negara. Dari deru air di Pegunungan Arfak hingga senyum Ruslam di Musi Banyuasin, cahaya yang sama menyala: cahaya harapan, cahaya keadilan.
“Masa Indonesia sudah merdeka 80 tahun tapi masih ada desa gelap?” tanya Bahlil lirih kala mengenang masa kecilnya di kampung tanpa listrik. Kini, di bawah terangnya lampu-lampu sederhana, cita-cita itu perlahan menjadi nyata.
Baca Juga: BGN Terapkan Prinsip “Zero Defect” untuk Pastikan Keamanan Program Makan Bergizi Gratis