Ntvnews.id, Jakarta - Cap Go Meh adalah salah satu perayaan penting dalam tradisi Tionghoa yang menandai berakhirnya rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek. Dirayakan pada hari ke-15 setelah Imlek, Cap Go Meh menjadi momen penuh sukacita yang diwarnai dengan berbagai tradisi, kuliner khas, dan pertunjukan budaya yang meriah. Artikel ini akan mengulas tentang makna, sejarah, serta tradisi unik Cap Go Meh yang membuatnya begitu istimewa.
Secara harfiah, "Cap Go Meh" berasal dari dialek Hokkien:
Jadi, Cap Go Meh merujuk pada malam ke-15 setelah Tahun Baru Imlek. Perayaan ini menjadi simbol penutupan festival Imlek, yang juga dikenal sebagai Festival Lampion di beberapa negara Asia.
Baca juga: Libur Imlek, TMII Dipadati Pengunjung Sejak Pagi
Cap Go Meh memiliki akar sejarah yang panjang, berasal dari Dinasti Han di Tiongkok sekitar 2.000 tahun yang lalu. Dahulu, perayaan ini bertujuan untuk menghormati para dewa dan leluhur, sekaligus merayakan datangnya musim semi sebagai simbol harapan baru. Tradisi menyalakan lampion menjadi simbol penerangan dan harapan agar kehidupan di tahun baru penuh cahaya dan keberuntungan.
Cap Go Meh bukan sekadar perayaan biasa, tetapi sarat makna filosofis:
Festival Lampion
Lampion merah yang indah menjadi simbol utama Cap Go Meh. Lampion melambangkan harapan, keberuntungan, dan pencerahan. Anak-anak hingga orang dewasa biasanya menyalakan lampion dan menulis harapan mereka di atasnya sebelum dilepaskan ke langit.