Ibu Negara Korsel Diusut Kejaksaan atas Kasus Skandal Tas Mewah

NTVNews - 13 Mei 2024, 16:52
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Presiden Korea Selatan dan Ibu negara Korea Selatan Presiden Korea Selatan dan Ibu negara Korea Selatan (Istimewa)

Ntvnews.id, Seoul - Jaksa Agung Korea Selatan telah memerintahkan stafnya untuk membentuk tim khusus yang akan menyelidiki tuduhan yang melibatkan Ibu Negara, Kim Keon Hee. Publik saat ini sedang dihebohkan oleh dugaan bahwa Kim menerima tas mewah

Dilansir dari Yonhap News Agency, Senin, 13 Mei 2024, sejumlah sumber hukum yang dikutip Yonhap melaporkan bahwa Jaksa Agung Lee One Seok telah memberikan instruksi penyelidikan dalam rapat rutin dengan kepala kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul, Song Kyung Ho, pada awal bulan Mei. 

Lee menginstruksikan penyelidikan yang cepat terhadap tuduhan yang menyatakan bahwa Ibu Negara Korea Selatan menerima tas tangan mewah merek Christian Dior dari seorang pendeta berkebangsaan Korea-Amerika pada bulan September 2022. Tas mewah tersebut diperkirakan bernilai 3 juta Won atau setara dengan Rp 35,3 juta. 

Ibu Negara Korea Selatan <b>(Istimewa)</b> Ibu Negara Korea Selatan (Istimewa)

Kim Keon Hee mendapat banyak kritik setelah skandal tas mewah Dior itu terungkap ke publik. Yang lebih membuatnya terpuruk, ternyata sang pendeta diam-diam merekam momen tersebut dengan kamera tersembunyi saat Kim Keon Hee menerima hadiah tersebut.

Rekaman video tersebut kemudian dipublikasikan oleh media lokal Korea Selatan pada bulan November tahun sebelumnya.

Pada bulan Desember tahun lalu, media Korea Selatan melaporkan Kim Keon Hee dan suaminya, Presiden Yoon Suk Yeol, ke jaksa setempat atas dugaan menerima suap. Namun, perkembangan dalam penyelidikan jaksa Korea Selatan pada saat itu terlihat minim.

Presiden Korea Selatan dan Ibu negara Korea Selatan <b>(Istimewa)</b> Presiden Korea Selatan dan Ibu negara Korea Selatan (Istimewa)

Instruksi untuk menyelidiki hal ini diberikan oleh Jaksa Agung Korea Selatan setelah Partai Kekuatan Rakyat, yang berkuasa di negara itu, mengalami kekalahan besar dalam pemilihan umum parlemen bulan lalu.

Halaman

TERKINI

Load More
x|close