Paus: Orang yang Mengeruk Kekayaan Orang Lain Tak Bisa Tutup Peti Jenazahnya Sendiri

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Sep 2024, 08:00
Alber Laia
Penulis
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Paus Fransiskus bersiap menyampaikan pesan dalam kunjungannya di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Paus Fransiskus bersiap menyampaikan pesan dalam kunjungannya di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024). (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/Ak/tom)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus mengisahkan anekdot yang beredar di kampung halamannya, bahwa orang yang selalu ingin menjadi kaya dengan cara mengeruk kekayaan orang lain adalah orang yang malang.

"Di Argentina, di Buenos Aires, saya mengenal orang kaya yang selalu ingin lebih kaya dari orang lain dengan cara mengeruk kekayaan melalui orang lain. Lalu orang-orang yang ada di sekitarnya membuat lelucon bahwa ia merupakan orang malang, karena dia ingin mendapatkan kekayaan dari yang lain, tapi kemudian ia tidak bisa menutup peti jenazahnya sendiri (karena tidak ada yang membantu)," kata Paus saat menemui para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis di Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta, Rabu, 9 September 2024. 

Baca Juga: Umat Katolik Teriakkan Nama Paus Fransiskus sampai Ada yang Nangis-nangis

Paus menekankan pola pikir bahwa diri sendiri lebih cerdas dan bebas dalam mencapai tujuan dan ambisi pribadi, sebagaimana mengeruk kekayaan dari orang lain adalah cara yang salah dalam melihat realitas kehidupan.

Hal tersebut, menurut dia, berbanding terbalik dengan perilaku bela rasa yang selalu diajarkannya kepada umat, guna mewujudkan rasa cinta kasih terhadap sesama.

"Itu adalah kelicikan mereka yang mendahului kepentingan diri sendiri, dengan menjaga jarak dari semua orang dan tidak membiarkan diri mereka disentuh oleh apapun dan siapapun," tegasnya.

Paus menekankan hal tersebut tidak akan membuat dunia bergerak maju menuju kedamaian, karena yang membuat dunia maju bukanlah kepentingan pribadi yang berujung pada perusakan ciptaan Tuhan dan pecah belah antarkomunitas.

Namun, sambung dia, yang membuat dunia maju menuju kedamaian adalah persembahan kasih terhadap sesama umat manusia.

Halaman
x|close