Ntvnews.id, Jakarta - Pihak Binus School Simprug buka suara terkait tuduhan yang beredar telah terjadi bullying dan pengeroyokan yang dialami oleh salah satu siswa berinisial RE.
Kuasa Hukum Yayasan Bina Nusantara Otto Hasibuan mengatakan, peristiwa itu terjadi pada awal tahun ini atau 30-31 Januari 2024.
Namun, Otto membantah adanya bullying atau pengeroyokan berdasarkan bukti-bukti secara visual dari CCTV dari Binus School Simprug.
Bila dilihat dari rekaman CCTV yang ada tidak menunjukkan adanya penganiayaan. Menurutnya hanya ada 2 siswa yang sedang berkelahi di toilet yang melibatkan RE.
Baca juga: Bantah Adanya Perundungan dan Pelecehan di Kawasan Sekolah, Pihak Binus School Simprug: Faktanya Perkelahian
"Kita putar CCTV-nya ternyata di sana itu yang terjadi adalah adanya misalnya siswa ini sepakat untuk bertinju, apa istilahnya itu kelahi," ucap Otto dalam konferensi pers, Sabtu (14/9/2024).
Lebih lanjut, Otto menyebut Binus School Simprug telah mengambil langkah tegas dengan skorsing kepada delapan siswa yang terlibat.
"Posisi yang diambil oleh sekolah ini sekarang ini tidak bisa lansung pecat, tapi harus skorsing dulu sampai ada yang terbukti," sambungnya.
Selain itu, hingga saat ini tengah mencari jalan keluar terbaik dan ia berpesan agar peristiwa ini menjadi pelajaran kepada seluruh siswa di kemudian hari.
Baca juga: Pihak Binus School Simprug Bantah Adanya Pembiaran Perundungan dan Pelecehan Seksual
"Kita imbau, ya namanya anak-anak harus ada toleransi lah pemahamannya. Ya kita tidak berarti membenarkan itu. Tapi kalau terjadi gini, harus kita cari jalan keluar yang terbaik," beber Otto.
"Dan pesan saya kepada semua anak-anak ya, kalau boleh ingat, lihat kejadian ini, jangan sampai terulang, baik di sekolah ini maupun di sekolah manapun di Indonesia ini," tandasnya.