Severity: Warning
Message: Invalid argument supplied for foreach()
Filename: libraries/General.php
Line Number: 87
Backtrace:
File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler
File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular
File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once
Ntvnews.id, Washington - Presiden AS Joe Biden menegaskan dukungan Amerika Serikat terhadap Israel, dengan menyatakan dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, "Saya kembali menegaskan komitmen kuat Amerika Serikat terhadap keamanan Israel" setelah pertemuannya dengan para pemimpin G7.
Dukungan Biden ini disampaikan di tengah pergolakan di Timur Tengah, yang dimulai ketika kelompok militan Islam Hamas—yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh AS, Inggris, Jerman, Uni Eropa, dan sejumlah negara lainnya—melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera hampir 250 orang, dengan sekitar 100 sandera masih berada di Gaza.
Sebagai respons, Israel meluncurkan operasi militer besar-besaran di wilayah Palestina dengan tujuan utama menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera. Sejak operasi dimulai, lebih dari 40.000 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, telah tewas.
Baca Juga: Kelakar Joe Biden Sebut AS Lebih Kuat dari Diktator
Pertempuran juga meningkat di perbatasan utara Israel, di mana Hizbullah, sekutu Hamas yang berbasis di Lebanon, menembakkan rudal ke Israel. Pada Senin, 30 September 2024, Israel melancarkan serangan darat terhadap Lebanon setelah membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam serangan udara akhir pekan sebelumnya.
Para pejabat AS menekankan pentingnya menghindari perang skala besar di wilayah tersebut dan mendukung gencatan senjata di Gaza dengan syarat para sandera dibebaskan. Namun, pada Selasa, 1 Oktober 2024, Iran menambah eskalasi dengan meluncurkan serangkaian rudal ke Israel.
Biden-Netanyahu: Hubungan yang Kompleks