Para pemegang Kartu Prakerja juga mendapatkan honor insentif sebesar Rp1 juta per bulan selama 3-4 bulan dengan total alokasi anggaran Rp10 triliun. Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan memberikan relaksasi kredit UMKM bagi para pelaku usaha yang memiliki nilai kredit di bawah Rp10 miliar. “Pihak perbankan maupun industri keuangan non-bank dilarang mengejar-ngejar angsuran, apalagi menggunakan jasa penagihan atau debt collector. Itu dilarang dan saya minta kepolisian mencatat hal ini,” ujar Jokowi.
Badai Covid-19 (Grafis NTV)
Salah satu kebijakan pemerintah yang disorot selama pandemi adalah tidak segera melakukan pembatasan dan penutupan wilayah (lockdown) untuk membatasi laju penularan virus. Menurut Jokowi, meskipun banyak saran termasuk saran dari sebagian besar menteri, ia memilih tidak menerapkan lockdown.
Pasalnya, menurut Jokowi, dalam 2 atau 3 minggu rakyat sudah tidak memiliki peluang untuk mencari nafkah ketika lockdown diberlakukan. Di sisi lain negara juga tidak bisa memberikan bantuan penuh kepada rakyat. “Apa yang terjadi? Rakyat pasti rusuh. Itu yang kita hitung sehingga kita putuskan saat itu tidak lockdown,” ujar Presiden ketika membuka Rapat Koordinasi Nasional Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) 2023, di Jakarta.
Kunci sukses lainnya dalam menghalau Covid-19, menurut Jokowi, karena sinergi dan kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta TNI dan Polri. Hal tersebut, di antaranya dapat terlihat dari tingkat vaksinasi Covid-19 yang diberikan kepada masyarakat sudah lebih dari 448 juta dosis. “Itu bisa kita lakukan dan kita melihat TNI dan Polri betul-betul bekerja melampaui tugas intinya. Ke kampung-kampung ngajakin rakyat untuk mau divaksin, bukan pekerjaan yang mudah,” katanya.
Vaksin Covid-19 AstraZeneca (Pixabay)
Manajemen “gas dan rem” adalah salah satu strategi jitu dari pemerintah selama menangani Covid-19. Melalui metode ini, ada upaya menyeimbangkan penanganan di sektor kesehatan dan pemulihan ekonomi. Meski kelihatan sederhana, manajemen “gas dan rem” bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan karena memerlukan hitungan yang tepat. Ketika hitungan salah, ekonomi akan jatuh. Begitu pula ketika situasi terlalu dibiarkan terlalu lepas alias tanpa ada rem, pandemi bisa naik.