Lebih lanjut, Nahar mengatakan bahwa pendekatan tersebut juga berpotensi merusak hubungan antara orang tua dan anak, karena anak bisa kehilangan kepercayaan pada orang tua mereka.
"Jika pendekatan ini dipaksakan untuk mengatur perilaku anak, hubungan antara anak dan orang tua bisa terganggu. Anak mungkin merasa tidak didengar atau dipahami, dan hanya merasa takut atau tertekan," tambah Nahar.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa dengan mengandalkan ancaman, orang tua gagal membangun pemahaman yang sehat tentang tanggung jawab kepada anak.
"Dengan pola asuh yang mengandalkan ancaman, anak tidak akan belajar mengapa perilaku mereka salah atau apa akibat wajar dari tindakan mereka," ungkapnya.
Sebaliknya, anak perlu memahami pentingnya tanggung jawab serta bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain atau diri mereka sendiri, bukan hanya takut terhadap hukuman.
Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan aksi seorang ibu di Gorontalo yang membawa anaknya ke kantor polisi karena kesulitan mengatur perilaku sang anak yang kerap melawan. Anak tersebut pun terlihat menangis dan meminta maaf kepada ibunya.