“Kita harus menyadari adanya tren baru yang mulai muncul di daerah kita. Dahulu, sektor tambang seperti emas dan batu bara menjadi primadona, kini sektor pariwisata dan ekonomi kreatif harus dimanfaatkan sebagai potensi baru,” kata Menekraf Teuku.
Teuku juga menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi berbasis industri sudah ada sejak era VOC pada abad ke-18, yang didorong oleh sektor perkebunan, pertanian, dan pertambangan yang padat karya. Kini, perekonomian global bergerak ke arah ekonomi berbasis ciptaan, di mana UMKM yang didorong oleh inovasi dan teknologi dapat menjadi bagian dari ekonomi kreatif.
Baca juga: Ivan Sugianto Terancam 3 Tahun Penjara Usai Ditetapkan Tersangka
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Rizki Handayani, menyatakan bahwa Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) berfungsi sebagai platform bagi pemerintah daerah untuk berbagi pandangan, mengajukan ide-ide inovatif, serta mencari solusi atas berbagai tantangan investasi yang ada.
Rakornis ini juga menghadirkan sesi diskusi panel interaktif yang menghadirkan para narasumber untuk membahas tren investasi terkini, tantangan, serta peluang yang ada di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Beberapa narasumber yang hadir dalam diskusi ini antara lain Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2020–2024, Sandiaga Salahuddin Uno, dan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi periode 2022–2024, Abdullah Azwar Anas.
“Kami berharap pemerintah daerah dapat menghasilkan proyek investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas, sehingga dapat membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen dalam lima tahun mendatang,” ujar Rizki Handayani.