"Hal utama adalah memperbaiki daya saing industri Indonesia," ujar Esther.
Ia mengingatkan bahwa kebijakan ‘American First’ Trump yang mengutamakan ekonomi domestik dapat menyebabkan peningkatan tarif impor ke AS. Oleh karena itu, pemerintah disarankan untuk memperkuat sektor industri dalam negeri guna mengurangi dampak kebijakan tersebut.
Ekonom dari Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda, juga mendorong pemerintah untuk memperkuat ekonomi domestik guna mengantisipasi dampak kebijakan Trump. Ia mencatat bahwa hubungan yang kurang harmonis antara Trump dan China selama periode sebelumnya telah memicu perang dagang yang menghambat permintaan barang dari negara-negara lain ke kedua negara tersebut.
Hal ini bisa memperbesar tekanan terhadap produk ekspor Indonesia, termasuk tekstil, sehingga dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di sektor perdagangan luar negeri.
Sebagai langkah mitigasi, Huda merekomendasikan agar pemerintah mencari pasar ekspor alternatif di luar mitra dagang tradisional.
"Negara-negara Timur Tengah dapat menjadi opsi pasar ekspor yang potensial bagi produk Indonesia," pungkasnya.