Ntvnews.id, Mojokerto - Pasangan calon nomor urut 2, Ika Puspitasari dan Rachman Sidharta Arisandi (Ning Ita-Cak Sandi), memutuskan tidak menghadiri debat pamungkas yang diadakan oleh KPU Kota Mojokerto. Meskipun demikian, debat ketiga Pilwali Mojokerto tetap berlangsung sesuai jadwal. Debat pun berlangsung dengan kursi kosong.
Debat terakhir tersebut hanya dihadiri oleh pasangan calon nomor urut 1, Junaedi Malik dan Chusnun Amin (JaMin). Namun, KPU Kota Mojokerto tetap melaksanakan debat hingga selesai di Ballroom Hotel Ayola, Jalan Benteng Pancasila, pada Sabtu, 16 November 2024.
Debat Ketiga di Pilkada Kota Mojokerto, Paslon No 2 Tidak Hadir Gegara Tidak Boleh Bawa Catatan (KPU)
Debat terakhir Pilwali Mojokerto 2024 hanya dihadiri oleh pasangan calon nomor urut 1, Junaedi Malik dan Chusnun Amin (JaMin). Sementara itu, pasangan Ika Puspitasari dan Rachman Sidharta Arisandi memilih untuk tidak berpartisipasi dalam acara yang diadakan oleh KPU Kota Mojokerto.
Pasangan Ning Ita dan Cak Sandi sebenarnya sempat hadir di lokasi debat dengan didampingi perwakilan partai pendukung serta sejumlah pendukungnya. Namun, mereka kemudian memutuskan untuk tidak mengikuti debat dan meninggalkan lokasi.
Ning Ita menjelaskan bahwa keengganan pihaknya untuk mengikuti debat ketiga Pilwali Mojokerto disebabkan oleh keberatan terhadap poin nomor 7 dalam tata tertib debat. Poin tersebut melarang pasangan calon membawa catatan selama debat berlangsung. Keberatan ini didasarkan pada beberapa alasan.
Pertama, larangan membawa catatan tersebut tidak tercantum dalam aturan PKPU. Ning Ita menyebutkan bahwa protes telah diajukan oleh Liaison Officer (LO) pasangan nomor urut 2 sejak rapat koordinasi dengan KPU Kota Mojokerto dan LO pasangan nomor urut 1 sebelum debat dimulai. Namun, tata tertib nomor 7 tetap diberlakukan.
Kedua, aturan tersebut tidak diterapkan pada debat pertama dan kedua Pilwali Mojokerto 2024. Ketiga, tema debat pamungkas yang mengangkat topik "Meningkatkan Kesejahteraan dan Pelayanan kepada Masyarakat" dianggap relevan bagi Ning Ita sebagai petahana untuk memaparkan capaian kinerjanya di berbagai sektor, seperti ekonomi, sosial, dan keuangan.