Pada hari Selasa, suasana kota Port-au-Prince hampir lumpuh. Warga bersama aparat mendirikan barikade di sejumlah lingkungan, sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa geng-geng semakin mendominasi wilayah tersebut.
Jimmy "Barbecue" Cherisier, pemimpin terkenal aliansi geng Viv Ansanm, sebelumnya menyerukan agar pemerintah transisi yang dipimpin Dewan Presiden Transisi (CPT) mundur. "Koalisi Viv Ansanm akan menggunakan segala cara untuk memastikan kepergian CPT," ujar Cherisier pada Senin malam.
Beberapa jam setelah pernyataan itu, serangan geng meluas ke berbagai area ibu kota, termasuk Petion-Ville, Bourdon, dan Canape Vert.
Baca Juga: Ngeri, Penembakan Brutal di Sebuah Perusahaan Tewaskan 2 Orang
Situasi politik di Haiti semakin diperumit oleh konflik internal pemerintah. Perdana Menteri Alix Didier Fils-Aime yang baru dilantik menggantikan Garry Conille—yang baru menjabat sejak Mei—turut menghadapi tantangan besar. Conille sebelumnya terlibat dalam perebutan kekuasaan dengan Dewan Presiden Transisi.
Saat ini, sekitar 80 persen wilayah Port-au-Prince dikuasai geng-geng bersenjata. Mereka kerap menyerang warga sipil meskipun pasukan internasional yang dipimpin Kenya dan didukung PBB telah dikerahkan untuk membantu aparat lokal yang kekurangan senjata.
Konflik terbaru ini merupakan kelanjutan dari aksi aliansi geng Viv Ansanm yang sebelumnya, pada Februari lalu, berhasil menggulingkan Perdana Menteri Ariel Henry.