Menurut komentar akun tersebut, saat MAS masih duduk di kelas 4 SD, ia sering tertidur pulas di kelas. Saat ditanya oleh wali kelasnya, MAS menjawab dia baru tidur jam 1 pagi, gara-gara harus belajar dan mengerjakan tugas dari tempat lesnya.
"Sedangkan tekanan dari orang tuanya pelaku harus jadi anak pintar, harus masuk sekolah negeri seperti jejak kedua orang tuanya yang berlatar belakang lulusan universitas negeri di Depok," kata dia.
Karena anaknya berteman dengan pelaku, keduanya saling memiliki nomor telepon dan WhatsApp masing-masing. Perempuan itu lantas mengungkapkan status WA terakhir MAS, yang diduga terkait dengan peristiwa pembunuhan ayah dan neneknya.
"Kemarin sorenya si pelaku masih mengunggah status di WA seperti ini: Gue baru sampe rumah, udah disuruh belajar lagi, padahal ujian masih hari Selasa," tuturnya.
Ia lantas mengaitkan persoalan lama pelaku, status WA dan peristiwa pembunuhan yang terjadi.
Adapun Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung menjelaskan, sebelum melakukan aksinya, pelaku mengaku tak bisa tidur. MAS mengaku mendapat bisikan-bisikan.
"Dia merasa tidak bisa tidur terus ada hal-hal yang membisiki dia, meresahkan dia," ujar Gogo, Sabtu, 30 November 2024.