Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengharapkan agar kasus yang melibatkan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana atau Gus Miftah, dapat menjadi pelajaran penting dalam mengendalikan diri di hadapan publik.
"Apapun ini juga pembelajaran buat Gus Miftah bahwa ketika menjadi penjabat, figur publik seperti ini, harus ada controlling," ujar Menag Nasaruddin Umar di Bogor, Jawa Barat, sebagaimana dilansir dari Antara, Kamis, 5 Desember 2024.
Gus Miftah, yang juga dikenal sebagai dai kondang sekaligus Utusan Khusus Presiden, menjadi perhatian publik setelah pernyataannya terhadap seorang penjual es dalam sebuah acara memicu reaksi negatif, terutama dari warganet. Ucapan tersebut dinilai kurang pantas, terlebih dalam forum resmi.
Baca Juga: GP Ansor Tegaskan, Polemik Gus Miftah Hanya Guyonan dan Sudah Selesai
Menag Nasaruddin Umar menekankan bahwa seorang pejabat atau figur publik perlu menyadari bahwa identitas mereka melekat erat dengan masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu, diperlukan kontrol diri agar tindakan atau pernyataan tidak disalahartikan.
Namun, Menag juga mengingatkan bahwa Gus Miftah memiliki beragam peran, termasuk sebagai penceramah, Utusan Khusus Presiden, pelawak, dan pimpinan pondok pesantren. Oleh karena itu, publik diminta untuk memahami konteks ketika Gus Miftah berada dalam suasana yang tidak formal.
"Jadi jangan sampai nanti Gus Miftah itu kita potret dengan gaya potret formal, tapi dia sedang dalam keadaan informal. Jadi seniman itu kan paling susah diukur. Nah, jangan lupa bahwa Gus Miftah itu adalah seorang seniman," kata Menag Nasaruddin.