"Tema yang dibawakan juga harus merujuk sumber agama, misalnya soal kesederhanaan atau lainnya. Itu semua harus bersumber atas referensi keagamaan seperti di poin pertama," katanya.
Baca Juga: Manchester United Diduga Sindir Gus Miftah: Menjunjung Es teh Maupun Trofi Sama-sama Mulia
Maman menambahkan bahwa pengawasan terhadap dakwah perlu diperkuat.
"Perlu ada kontrol yang baik dari masyarakat itu sendiri, termasuk juga dari Kementerian Agama di daerah terkait dan teguran bagi yang melanggar etika, melanggar tata kesopanan publik, dan melanggar keadaban publik," ujarnya.
Selain sertifikasi, ia juga menekankan perlunya pelatihan bagi juru dakwah sebelum mendapatkan sertifikat dari Kemenag. Hal ini bertujuan agar mereka memiliki kapasitas yang memadai untuk menyampaikan nilai-nilai keagamaan secara benar.
"Kita berharap agama yang luhur tidak dinodai oleh cara dakwah yang bertolak belakang dari nilai ajaran agama itu," tegas Maman.
Kasus Gus Miftah yang mengolok-olok seorang penjual es teh saat berdakwah telah memicu kritik luas. Meski demikian, Gus Miftah, yang juga Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, akhirnya meminta maaf atas tindakannya.