Hubungan Bangladesh dan India Menegang!

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Des 2024, 08:00
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
India India (Istimewa)

Ntvnews.id, New Delhi - Protes terkait dugaan penganiayaan terhadap minoritas Hindu di Bangladesh terus memicu ketegangan dengan negara tetangga, India.

Hubungan bilateral memburuk setelah Sheikh Hasina, mantan Perdana Menteri Bangladesh, digulingkan dari jabatannya pada Agustus lalu dan melarikan diri ke India, di mana ia kini tinggal di lokasi aman di New Delhi.

Dilansir dari DW, Mingu, 8 Desember 2024, awal pekan ini, demonstrasi pecah di Agartala, ibu kota negara bagian Tripura, India timur laut, di mana kantor konsulat Bangladesh diserbu oleh massa yang marah atas perlakuan buruk terhadap umat Hindu di Bangladesh.

Baca Juga: Hashim Buka-bukaan Investor China hingga India Minat Danai Program 3 Juta Rumah

Sebagai respons, India memperketat keamanan di Komisi Tinggi Bangladesh di New Delhi dan seluruh kantor diplomatiknya di negara itu guna mencegah kekerasan lebih lanjut.

Sementara itu, protes dari kelompok Muslim di Dhaka muncul sebagai reaksi atas serangan terhadap kantor konsulat tersebut. Akibatnya, layanan konsuler di Agartala ditangguhkan hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Pemerintah India mengecam insiden tersebut sebagai tindakan yang "sangat disesalkan." Beberapa tersangka telah ditahan, dan beberapa polisi diskors. Kementerian Luar Negeri Bangladesh menyerukan investigasi menyeluruh dan memanggil Komisaris Tinggi India, Pranay Verma.

Ketegangan Memanas Setelah Penangkapan Tokoh Hindu

Insiden di Agartala terjadi di tengah bentrokan di Chittagong, Bangladesh selatan, antara polisi dan pendukung Chinmoy Krishna Das, seorang biksu Hindu yang ditahan atas tuduhan penghasutan.

Bentrokan tersebut menyebabkan seorang pengacara Muslim tewas. Penahanan Das, yang merupakan juru bicara kelompok Hindu Sanatan Jagran Manch, memicu tuduhan adanya pola kekerasan sistematis terhadap minoritas Hindu, yang hanya sekitar 8% dari populasi Bangladesh yang mayoritas Muslim.

Sheikh Hasina Turut Berkomentar

Sheikh Hasina, mantan Perdana Menteri Bangladesh, menyatakan kritik keras terhadap pemerintah sementara yang dipimpin oleh Muhammad Yunus. Ia menuding pemerintah gagal melindungi minoritas, termasuk Hindu, Buddha, dan Kristen.

Baca Juga: Prabowo Bertemu PM India, Ajak Kirim Ahli untuk Mengajar Pendidikan Kesehatan di Indonesia

"Kuil, gereja, dan tempat ibadah telah dihancurkan. Bahkan pemimpin ISKCON ditangkap ketika umat Hindu mencoba melakukan protes," ujar Hasina, merujuk pada komunitas Hare Krishna internasional.

Kelompok Hindu di Bangladesh melihat penahanan Das sebagai upaya untuk membungkam suara mereka.

Upaya Diplomatik dan Tanggapan India

Menteri Luar Negeri India, Vikram Misri, dijadwalkan mengunjungi Dhaka pekan depan untuk membahas meningkatnya ketegangan. Kunjungan ini akan menjadi kontak diplomatik tingkat tinggi pertama sejak pemerintahan sementara berkuasa di Bangladesh.

Mantan Duta Besar India untuk Bangladesh, Pinak Ranjan Chakravarty, menyatakan bahwa meskipun hubungan kedua negara tengah tegang, dialog terus dijaga. Ia menegaskan bahwa meskipun ada pembatasan tertentu, hubungan di bidang perdagangan dan pasokan listrik tetap berjalan normal.

Dimensi Sejarah dan Politik

Kekerasan terhadap minoritas Hindu di Bangladesh mengingatkan pada trauma sejarah perang kemerdekaan Bangladesh pada 1971, ketika India menampung lebih dari 10 juta pengungsi, mayoritas umat Hindu yang melarikan diri dari kekerasan di wilayah yang saat itu dikenal sebagai Pakistan Timur. Peristiwa ini meninggalkan dampak mendalam pada politik India hingga kini.

Mantan diplomat India, Ajay Bisaria, menekankan pentingnya pemerintah Bangladesh memberikan jaminan perlindungan terhadap minoritas. Ia menilai langkah tersebut tidak hanya akan meredakan ketegangan tetapi juga memperkuat hubungan bilateral serta stabilitas geopolitik di kawasan.

"Komitmen terhadap perlindungan minoritas sangat penting untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang lebih stabil antara kedua negara," tegasnya.

 

x|close