Ntvnews.id, Jakarta - Kontroversi yang melibatkan band punk asal Purbalingga, Sukatani, terus menarik perhatian publik. Polemik ini bahkan mendapat respons langsung dari Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif. Melalui akun media sosial pribadinya, Fahmi menyatakan kesiapannya untuk membantu sang vokalis, Novi Citra Indriyati alias Ovi.
"Terkait dengan isu Band Sukatani yang berasal dari Purbalingga yang sedang viral di berbagai media sosial, dan juga isu yang beredar keluarnya Mbak Novi, salah satu guru di Sekolah Dasar, Saya Fahmi Muhammad Hanif, Bupati Kabupaten Purbalingga dengan tangan terbuka siap menerima Mbak Novi," ujarnya.
Dalam sebuah video yang baru diunggah pada Sabtu, 22 Februari 2025 tersebut, Fahmi juga menegaskan bahwa apabila Ovi ingin kembali mengajar, ia siap memberikan dukungan penuh di Kabupaten Purbalingga.
"Jika Mbak Novi berkenan untuk mengabdi di sekolah di Kabupaten Purbalingga, insyaallah saya selaku Pemerintah Kabupaten Purbalingga siap memfasilitasi dan siap mensupport," tambahnya.
View this post on Instagram
Video pernyataan ini direkam saat Fahmi sedang mengikuti retreat di Magelang. Unggahan tersebut menuai banyak respons dari netizen, mayoritas memberikan tanggapan positif terhadap sikap terbuka sang bupati.
Di sisi lain, dunia musik punk sempat dihebohkan oleh video permintaan maaf yang diunggah oleh dua personel Sukatani melalui akun resmi mereka. Hal yang menjadi sorotan adalah keputusan mereka tampil tanpa menggunakan penutup wajah seperti biasanya, baik saat tampil di atas panggung maupun di dunia maya.
Video ini kemudian menjadi viral dan mengundang reaksi dari berbagai pihak. Sebagian besar netizen menduga bahwa ekspresi mereka dalam video tersebut mengindikasikan adanya tekanan atau intimidasi.
sukatani band (INSTAGRAM JABODETABEK24info)
Permintaan maaf tersebut disampaikan secara khusus terkait lagu mereka yang berjudul "Bayar Bayar Bayar," yang dianggap menyinggung institusi kepolisian. Padahal, lagu ini telah dirilis sejak pertengahan tahun 2023.
Selain itu, banyak unggahan di media sosial yang memperlihatkan momen saat band ini membawakan lagu tersebut dalam berbagai penampilan panggung.
Kontroversi tidak hanya berpusat pada video permintaan maaf, tetapi juga pemecatan Ovi dari profesinya sebagai guru di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Banjarnegara. Keputusan tersebut semakin memperpanjang polemik yang sudah berkembang luas di masyarakat.