Lebih lanjut, Tjok Pemayun menyampaikan bahwa pengelola objek wisata telah melakukan pemetaan pohon sebagai langkah mitigasi bencana. Upaya ini dilakukan setelah pihaknya memberikan arahan kepada pengelola objek wisata, terutama terkait potensi lonjakan wisatawan saat liburan akhir tahun.
“Kami sudah mengarahkan ini sejak sebelum kasus pohon tumbang di Monkey Forest, sebab Bali akan kedatangan lonjakan wisatawan saat Natal 2024 dan Tahun Baru 2025,” kata Tjok Pemayun.
Selain itu, ia menekankan pentingnya pengelola objek wisata menjaga kebersihan dan kenyamanan untuk wisatawan, serta mengantisipasi potensi kejadian yang tidak diinginkan.
“Para pengelola atau usaha pariwisata sampaikan saja ke wisatawan bahwa ini kondisinya berdasarkan BMKG, cuaca begini, misalkan hujan siapkan payung atau jas hujan,” tambahnya.
Terkait insiden pohon tumbang di Monkey Forest, Tjok Pemayun mengungkapkan bahwa dua wisatawan asing dilaporkan meninggal dunia akibat kejadian tersebut, sementara satu korban lainnya kini sedang mendapat perawatan medis.
“Yang sakit sudah ditangani di klinik dan ditanggung semua oleh badan pengelola, asuransi juga sudah, yang penting tercakup dengan asuransi, pengobatannya juga ditanggung oleh badan pengelola,” ujar Tjok Pemayun.
(Sumber: Antara)