Ntvnews.id, Jakarta - Komnas HAM melaporkan bahwa konflik bersenjata dan kekerasan di Papua sepanjang 2024 telah menimbulkan dampak signifikan bagi masyarakat. Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro, dalam agenda Media Briefing Catatan Komnas HAM: Situasi HAM di Papua, di Kantor Komnas HAM, Rabu, 18 Desember 2024 mengungkapkan bahwa konflik ini tidak hanya menyebabkan korban jiwa, tetapi juga memaksa warga sipil mengungsi dan mengganggu layanan publik.
"Dampak konflik di Papua sangat serius. Pada tahun ini saja, korban jiwa mencapai 61 orang, di mana 32 di antaranya adalah warga sipil, termasuk dua anak-anak dan satu warga negara asing," papar Atnike. Selain itu, sebanyak 39 orang mengalami luka-luka, mayoritas dari kalangan sipil.
Konflik ini juga menyebabkan pengungsian internal, di mana warga terpaksa meninggalkan tempat tinggal mereka karena ancaman keamanan. Komnas HAM mencatat empat peristiwa besar yang melibatkan pengungsian massal.
Baca Juga: Kemenkomdigi Berkomitmen Lakukan Pemerataan Akses Informasi di Papua
Tidak hanya itu, beberapa kasus penyanderaan juga terjadi, dengan total 17 orang menjadi sandera. Sebagian besar korban adalah pekerja pembangunan konstruksi yang bekerja di wilayah Papua.
Kabupaten Intan Jaya di Papua Tengah menjadi daerah dengan kasus konflik tertinggi, mencapai 22 peristiwa. Wilayah lain seperti Puncak Jaya dan Yahukimo juga mencatat angka yang signifikan.
Atnike menegaskan bahwa solusi jangka panjang untuk konflik di Papua memerlukan pendekatan yang lebih manusiawi dan berbasis dialog.