Banyak Orang Beragama di Indonesia, Tapi Kenapa Kejahatan Tetap Marak?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Des 2024, 12:19
Moh. Rizky
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Pengamat hukum Heru Riyadi. (Istimewa) Pengamat hukum Heru Riyadi. (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Pengamat hukum Heru Riyadi menilai, terdapat perbedaan mendasar antara manusia beragama dengan manusia beriman. Hal ini ia kemukakan, menyikapi banyaknya orang beragama di Indonesia, namun tindak kejahatan dirasa tetaplah banyak.

"Banyak orang beragama, tapi kejahatan terus terjadi di negeri yang konon religius ini," ujar Heru, Senin, 23 Desember 2024.

"Korupsi dan fitnah merajalela, sopan santun dan moral semakin merosot," imbuhnya.

Orang beragama, kata Heru adalah orang yang rajin beribadah. Terkadang, lanjut dia, penampilannya terlihat atau sengaja diperlihatkan sarat dengan simbol-simbol dan atau atribut agama.

"Sedangkan orang beriman adalah orang yang percaya dan bertindak sesuai dengan imannya," ucapnya.

Heru memaparkan, orang beragama adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada. Sementara orang beriman adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu hadir.

Orang beragama, kata dia bisa berbuat jahat karena berpikir Tuhan itu ada namun tidak hadir.

"Orang beriman takut akan perbuatan jahat, karena berpikir Tuhan hadir bersamanya, di mana pun ia berada," tutur Dosen Fakultas Hukum Universitas Pamulang itu.

Selain itu, kata dia, mungkin karena ketekunannya beribadah, orang beragama sering merasa dirinya paling benar, paling suci, dan paling dekat dengan Tuhan. Sementara orang beriman, memandang setiap orang adalah sesamanya, yang tetap setara dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Halaman
x|close