Ntvnews.id, Jakarta - Pada Senin 23 Desember lalu, Kremlin membantah laporan dari beberapa media yang mengklaim bahwa istri Bashar al-Assad, pemimpin rezim Suriah yang telah digulingkan, mengajukan gugatan cerai dan berencana meninggalkan Rusia.
"Tidak, faktanya tidak seperti itu," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Selasa 24 Desember 2024.
Baca Juga : Kremlin Sebut Masih Terlalu Dini Bahas Pangkalan Militer Rusia di Suriah
Sebelumnya, pada Minggu 22 Desember, sejumlah laporan media mengungkapkan bahwa Asma al-Assad berencana mengajukan gugatan cerai di Rusia, tempat di mana dia dan suaminya, Bashar al-Assad, diberikan suaka oleh Presiden Vladimir Putin setelah pasukan anti-rezim menguasai Ibu Kota Suriah, Damaskus, pada 8 Desember.
Menurut laporan tersebut, Asma al-Assad, yang berasal dari Inggris, mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap kehidupannya di Moskow dan berniat untuk pindah ke London.
Bashar al-Assad, yang telah memimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok anti-rezim merebut Damaskus, yang menandai berakhirnya rezim Partai Baath yang berkuasa di Suriah sejak 1963.
Baca Juga : Kremlin Konfirmasi Bashar al-Assad dan Keluarganya Mendapat Suaka di Rusia