Ntvnews.id, Jakarta - Setelah lebih dari tiga dekade menyebarkan paham radikalisme, Jamaah Islamiyah (JI) resmi dibubarkan. Momen bersejarah ini menjadi tonggak penting dalam upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Gerakan Pemuda Ansor, sebagai garda pendukung keutuhan NKRI memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam proses ini.
Pada tanggal 21 Desember 2024, acara puncak deklarasi dan sosialisasi pembubaran Jamaah Islamiyah berlangsung di Convention Hall Terminal Tirtonadi, Surakarta.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Sub Direktorat Bina Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Densus 88 Anti Teror Polri ini mencatat sejarah dengan berhasil membaiat sekitar 1.400 anggota JI untuk mengakui NKRI dan Pancasila sebagai dasar negara.
Direktur Deradikalisasi BNPT RI, Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid, SE, MM, yang memimpin acara ini, menyebut keberhasilan tersebut sebagai hasil kolaborasi strategis lintas institusi.
Deklarasi pertama pembubaran JI sendiri telah dilakukan pada 30 Juni 2024, dengan dihadiri lebih dari 16 petinggi JI, termasuk mantan narapidana terorisme (napiter).
Ribuan Kader Ansor-Banser Jaga Ratusan Gereja Saat Perayaan Natal (Dok. NTVNews.id)
Dalam pernyataan resminya, Komandan Detasemen Khusus 99 (Kadensus 99) Satkornas Banser, Ahmad Bintang Irianto, menyampaikan apresiasi kepada BNPT dan Densus 88.
“Atas nama Ketua Umum GP Ansor dan Kasatkornas Banser NU, kami secara resmi mengapresiasi kepada BNPT dan Densus 88 Anti Teror yang telah melakukan kolaborasi dalam upaya tercapainya kesepakatan dengan Jamaah Islamiyah," katadan ikrar untuk bersama-sama kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Bintang Irianto.