Ntvnews.id, Jakarta - Putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, Yenny Wahid baru-baru ini buka suara soal kebijakan pemerintah yang bakal memotong gaji setiap pekerja di Indonesia sebanyak 3 persen. Pemotongan ini dilakukan untuk iuran program Tapera.
Menurut politikus perempuan tersebut, kebijakan pemotongan ini tentu saja akan memberatkan para pekerja dan pengusaha atau pemberi kerja. Apalagi, sebelum Tapera, para pekerja di Tanah Air sudah dipotong untuk beberapa keperluan seperti pajak dan BPJS.
"Dapat kerjaan susah, giliran sudah dapat kerja, pas gajian potongannya di luar nurul (di luar nalar), nasib, nasib, nggak habis fikri (fikir). Pengusaha saja nolak, apalagi karyawan" kata Yenny Wahid dilansir dari akun Instagram pribadinya @yennywahid, Rabu 29 Mei 2024.
Putri Presiden ke-4 Gus Dur, Yenny Wahid (Tangkapan Layar: Instagram)
Dalam kesempatan itu, Yenny Wahid kemudian membuat simulasi penghitungan para pekerja yang diharuskan mengikuti program tersebut. Ia membuat simulasi dengan pekerja yang bergaji Rp7 juta dengan harga rumah saat ini mencapai Rp600 juta.
"Tadi iseng ngitung, gaji Rp 7 juta, potongan tapera 2,5 persen per bulan = Rp 175 ribu per bulan. Harga rumah Rp 600 juta. Rp 600 juta : Rp 175 ribu = 3.428 bulan (285 tahun)," tulis Yenny.
Bukan hanya Yenny Wahid, penolakan juga datang dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) beberapa waktu lalu. Apindo menolak untuk memberikan iuran baik dari sisi pelaku usaha maupun pekerja atau buruh karena memberatkan.