A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Kisah Sam Ferry, dari Jual Bakso Jadi Dermawan Bangun Kampung Halaman - Halaman 2 - Ntvnews.id

Kisah Sam Ferry, dari Jual Bakso Jadi Dermawan Bangun Kampung Halaman

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Jan 2025, 14:59
Elma Gianinta Ginting
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Suwadi atau akrab disapa Sam Ferry pemilik usaha Bakso Gunung Batam, berbincang bersama wartawan di salah satu gerainya di Kota Batam, Kepulauan Riau, Jumat (3/1/2025). Suwadi atau akrab disapa Sam Ferry pemilik usaha Bakso Gunung Batam, berbincang bersama wartawan di salah satu gerainya di Kota Batam, Kepulauan Riau, Jumat (3/1/2025). (ANTARA (Laily Rahmawaty/aa.))

Baca juga: Viral Tukang Bakso Pakai Dana Pribadi Bangun Jalan Desa di Malang

Dalam pandangan istrinya, Sri Asmani, Ferry adalah seorang pria pekerja keras yang fokus pada tujuan hidupnya dan berusaha keras mengembangkan usaha agar anak-anaknya bisa hidup lebih baik dari dirinya.

Keberhasilan yang diraih Ferry sekarang merupakan hasil dari kerja keras, ketelitian dalam melihat peluang, serta kegigihannya untuk menabung dan berinvestasi dari penghasilannya.

Saat ini, Ferry telah membuka delapan cabang Bakso Gunung di Batam, dengan tujuh di antaranya miliknya sendiri dan satu sewaan. Tahun ini, ia berencana membuka cabang kesembilan di Sekupang, tanpa mengambil utang.

Ferry membangun usaha bakso secara mandiri meski hanya berpendidikan formal setingkat SMP.

Usaha bakso dipilih Ferry karena kecintaannya terhadap kuliner, dan kampung halamannya memang terkenal dengan Bakso Malang.

Setelah memilih untuk bekerja sejak berusia 16 tahun demi menyokong kehidupannya, Ferry tidak melanjutkan sekolah karena keterbatasan biaya. Ia dibesarkan dalam keluarga petani miskin dengan enam saudara yang juga tidak tamat SMA.

Halaman
x|close