Kemenlu juga mengecam serangan Israel terhadap warga sipil Lebanon yang mencoba kembali ke desa-desa yang masih berada di bawah kendali pasukan Israel.
Pada Minggu, 22 orang, termasuk seorang tentara Lebanon, tewas dan 124 lainnya terluka akibat penembakan Israel saat ratusan warga sipil Lebanon mencoba memasuki desa-desa di selatan yang masih diduduki oleh pasukan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Kemenlu Lebanon juga mendesak para sponsor gencatan senjata internasional dan pihak-pihak terkait untuk mengecam serangan tersebut dan menekan Israel agar memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan.
Kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 27 November 2024 mengharuskan Israel untuk menarik pasukannya dari wilayah Lebanon dalam waktu 60 hari, dengan tentara Lebanon mengambil alih tugas pengamanan di sepanjang perbatasan dan wilayah selatan Lebanon.
Baca juga: Trump Kritik Biden Lagi, Kali Ini Soal Gencatan Senjata dan Pertukaran Sandera Gaza
Pada Senin yang sama, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa Israel akan tetap menegakkan gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza dan Hizbullah di Lebanon, tetapi memperingatkan bahwa "siapa pun yang melanggar peraturan atau mengancam pasukan Israel akan menghadapi konsekuensinya."
Israel memulai perang multi-front dengan Hamas dan Hizbullah pada Oktober 2023 dan mencapai gencatan senjata dengan kedua belah pihak pada akhir Januari dan November tahun lalu.