Namun, email yang dikirim pada hari Selasa itu mirip dengan email yang dikirim kepada karyawan Twitter (sekarang bernama X) pada akhir 2022, setelah Musk membeli platform media sosial tersebut. Musk meminta mereka untuk merespons email jika mereka ingin tetap bekerja di perusahaan itu.
Tawaran pembelian massal itu muncul di penghujung hari yang penuh ketegangan di Washington, setelah Trump mengeluarkan memo yang menyatakan dia akan menghentikan sementara hibah federal, pinjaman, dan bantuan lainnya.
Seorang hakim distrik menangguhkan perintah tersebut, yang semula dijadwalkan berlaku pada Selasa sore, hingga Senin depan.
Beberapa jam sebelum keputusan itu, terjadi kebingungan luas mengenai program dan organisasi federal mana yang akan terpengaruh. Gedung Putih berulang kali berusaha menenangkan kekhawatiran bahwa pembayaran Jaminan Sosial dan akses Medicaid bisa terganggu.
Dalam suratnya kepada Gedung Putih, sejumlah petinggi Demokrat mengungkapkan kekhawatiran besar terhadap rencana penghentian pendanaan tersebut.
Pada hari yang sama, Trump menandatangani perintah eksekutif yang bertujuan membatasi perawatan gender untuk remaja.
Baca juga: Indonesia Antisipasi Deportasi Massal WNI Usai Donald Trump Dilantik