Para tersangka disebut menggunakan aplikasi tertentu untuk mengatur pertemuan, sehingga hotel tidak terlibat dalam perencanaan acara tersebut.
"Para tersangka ini menggunakan aplikasi, jadi pihak hotel tidak mengetahui, tapi pihak hotel kooperatif sama kita karena pada saat kita melakukan penggerebekan di lokasi itu termasuk dengan bantuan pihak hotel, tidak ada kerusakan dari fasilitas hotel, jadi memang dibantu oleh mereka sampai dengan olah TKP," jelasnya.
Berdasarkan temuan polisi, peserta pesta seks ini berasal dari berbagai latar belakang usia dan profesi. Tidak ada pola khusus dalam perekrutan peserta, karena mereka dikumpulkan secara acak melalui rekomendasi.
"Tidak ada dari satu lokasi atau satu pekerjaan, jadi mereka ini karena pola perekrutannya mengajak peserta ini dari rekomendasi random (acak), jadi variatif semuanya," katanya.
Polisi masih terus mengembangkan kasus ini dengan melakukan pemeriksaan digital forensik terhadap ponsel para tersangka. Langkah ini diambil untuk mengungkap jaringan yang lebih luas terkait pesta seks tersebut.
"Jadi pada saat diamankan handphone langsung kita masukkan digital forensik untuk didalami. Nanti pada saat sudah ada hasilnya, kita ada penemuan pengembangan lebih lanjut, pasti pengungkapan kita kembangkan lagi, " katanya.