DPR Gak Mau Pemangkasan Anggaran Jadi Alasan Tak Kerja

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Feb 2025, 17:37
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda. (YouTube) Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda. (YouTube)

Ntvnews.id, Jakarta - Komisi II DPR RI meminta seluruh jajaran menteri dan kepala lembaga yang menjadi mitra komisinya, tak menjadikan kebijakan pemangkasan anggaran sebagai alasan untuk tak bekerja memberikan pelayanan publik ke masyarakat.

Hal ini ia sampaikan saat rapat kerja dengan Menteri PANRB, Menteri ATR/BPN, Kepala BNPP, Ketua DKPP, Ketua KPU, Ketua Bawaslu, Kepala BKN, Kepala LAN, Kepala ANRI dan Ketua ORI.

"Jangan sampai ada statement-statement dari menteri, pimpinan kepala lembaga mitra kerja komisi II DPR RI yang seolah-seolah atas dasar efisiensi dan rekonstruksi anggaran dia tidak bisa bekerja," ujar Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 12 Februari 2025.

"Itu tidak positif bukan hanya pada institusinya tapi juga pada pola kemitraan yang kita bangun," imbuhnya.

Ia mengaku memberikan pernyataan ini bukan tanpa alasan. Sebab, dirinya mendapatkan keluhan dari salah satu kementerian atau lembaga yang mengeluh tak bisa bekerja karena anggaran hasil efisiensi hanya cukup untuk bekerja sampai Oktober 2025.

"Bukan mitra kerja Komisi II ini yang ngomong, tapi kalau ini sampai keluar dari mulut mitra kerja DPR RI saya kira lebih baik diomongkan di sini untuk kita susun baik-baik per program agar berapapun yang kita punya tetap kita bisa berjalan pelayanan publik tugas dan fungsi pokok kita masing-masing," jelas dia.

Di samping itu, Rifqinizamy pun mengaku mendapatkan keluhan dari beberapa lembaga negara bahwa anggaran hasil efisiensi ini hanya cukup empat bulan untuk membayar gaji para pengemudi atau driver dan office boy (OB).

"Saya enggak balas, ya dalam hati saya ya dikurangi lah OB sama drivernya, karena itu menurut saya tidak pokok itu, yang pokok misal contoh ombudsman dana untuk investigasi enggak ada, itu pokok. Tapi kalau ditambah gini rasanya enggak mungkin gak bisa kerja," kata dia.

"Kalau kurang ya dirasionalkan, dulu misalnya anggaran per investigasi Rp 10 juta misal yang kita bikin bagaimana Rp 5 juta dengan pendekatan TI dan seterusnya makanya dari itu saya kira butuh kreatifitas kita bersama," sambungnya.

TERKINI

Ayah Prada Lucky: Kami Sudah Rela

News Selasa, 12 Agu 2025 | 08:58 WIB

Banyak Turis Jalan Sambil Bugil, Sebuah Kota Terapkan Denda

Luar Negeri Selasa, 12 Agu 2025 | 08:55 WIB

Ramai-ramai Warga India Boikot Produk AS, Ada Apa?

Luar Negeri Selasa, 12 Agu 2025 | 08:50 WIB

Bocah Alami Kerusakan Organ Fatal Gegara Seluncuran Kolam Renang

Luar Negeri Selasa, 12 Agu 2025 | 08:45 WIB

2 Kapal China Alami Tabrakan Fatal Saat Kejar Kapal Filipina

Luar Negeri Selasa, 12 Agu 2025 | 08:20 WIB

Geger! Jasad Laki-laki Mengambang di Sungai Brantas

Nasional Selasa, 12 Agu 2025 | 08:18 WIB

Geger Pilot Mabuk Sambil Bugil Sebelum Lakukan Penerbangan

Luar Negeri Selasa, 12 Agu 2025 | 08:05 WIB

Zelensky Sebut Bisa Hadir Saat Trump-Putin Bertemu

Luar Negeri Selasa, 12 Agu 2025 | 07:55 WIB

Capres Kolombia Meninggal Dunia

Luar Negeri Selasa, 12 Agu 2025 | 07:37 WIB
Load More
x|close