Ntvnews.id, Trenton Kanada - Mark Carney, mantan Gubernur Bank Kanada, resmi menjadi perdana menteri terpilih setelah memenangkan pemilihan Ketua Partai Liberal Kanada. Ia menggantikan Justin Trudeau yang mengundurkan diri dari jabatannya.
Dalam pemilihan yang digelar pada Minggu 9 Maret lalu, Carney meraih kemenangan telak dengan 85,9 persen suara, mengalahkan mantan wakil perdana menteri Chrystia Freeland yang hanya memperoleh 8 persen suara, serta dua kandidat lainnya.
Carney mencetak sejarah sebagai Ketua Partai Liberal Kanada pertama yang menjadi perdana menteri tanpa pengalaman sebelumnya di dunia politik, Senin 10 Maret 2025.
Baca Juga: Justin Trudeau Resmi Mundur dari Jabatan Perdana Menteri Kanada
Dalam pidato kemenangannya di hadapan para delegasi partai, ia menegaskan komitmennya untuk membantu Kanada menghadapi tantangan di masa depan.
Tantangan utama yang dihadapi Carney adalah kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menerapkan tarif impor pada produk Kanada.
Langkah ini dianggap sebagai upaya Trump untuk melemahkan ekonomi Kanada dan mendorong negara tersebut bergabung sebagai negara bagian ke-51 AS.
Baca Juga: Dokter Kanada Tuduh Pemerintah Justin Trudeau Dukung Genosida Israel di Gaza
Tanpa ragu, Carney menegaskan bahwa Kanada harus bersiap menghadapi "hari-hari kelam yang disebabkan oleh negara yang tak lagi bisa dipercaya."
Saya berjanji kepada anda dan kepada seluruh rakyat Kanada bahwa saya akan membela Kanada," kata dia, sembari menambahkan bahwa pihaknya akan tetap memberlakukan tarif balasan terhadap produk AS hingga "Amerika menghargai kita."
"Kita telah membuat Kanada jadi negara terhebat di dunia, dan sekarang negara tetangga kita justru ingin merebut kita," ucap Carney.
Baca Juga: PM Kanada Justin Trudeau Memuji Kepemimpinan Prabowo dalam Pertemuan di APEC
Carney menegaskan bahwa menghadapi Trump akan menjadi tantangan berat yang belum pernah dialami Kanada sebelumnya. "Ancaman baru membutuhkan gagasan baru," ujarnya.
Ia menekankan bahwa upaya melawan kebijakan Trump akan memerlukan langkah-langkah luar biasa. Kanada, menurutnya, "akan mengambil tindakan yang belum pernah terbayangkan sebelumnya dengan kecepatan yang tak terduga."
Perpisahan Trudeau
Dalam konvensi Partai Liberal Kanada, Justin Trudeau mendapat kesempatan untuk menyampaikan pidato perpisahan sebagai perdana menteri sebelum menyerahkan jabatan kepada Mark Carney.
Dalam sambutannya, Trudeau menegaskan bahwa kebebasan, demokrasi, dan eksistensi Kanada "bukanlah pemberian" dari siapa pun.
Baca Juga: PM Kanada Justin Trudeau Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto
Ia juga menyoroti ancaman nyata yang datang dari negara tetangga di selatan, memperingatkan bahwa Kanada harus tetap waspada.
"Ini adalah masa yang menentukan bagi bangsa. Demokrasi, kebebasan, dan Kanada sendiri bukanlah pemberian. Semua itu tak terjadi karena kebetulan semata. Semua itu tak akan berlanjut tanpa usaha," kata dia.
"Perlu keberanian, perlu pengorbanan, serta perlu harapan dan kerja keras," ucap Trudeau.
Mundurnya Trudeau membuka jalan bagi pemilihan ketua baru Partai Liberal, yang akhirnya dimenangkan oleh Mark Carney dalam konvensi partai pada Minggu.
Langkah berikutnya yang mungkin diambil Carney adalah mengusulkan pemilihan umum lebih awal. Setelah masa sidang parlemen Kanada dimulai kembali pada 24 Maret, tekanan dari partai oposisi atau keputusan Carney sendiri dapat memicu pemilu.
Dalam pemilu tersebut, Ketua Partai Konservatif (CPC) Pierre Poilievre dan Ketua Partai Demokratik Baru (NDP) Jagmeet Singh akan berusaha menggagalkan upaya Carney dan Partai Liberal untuk mempertahankan kekuasaan.
(Sumber: Antara)