Ntvnews.id, Mandalay - Wilayah Mandalay, Myanmar, diguncang dua gempa besar yang terjadi dalam rentang waktu berdekatan pada Jumat, 28 Maret 2025. Fenomena ini dikenal sebagai gempa kembar atau doublet earthquake, yakni dua peristiwa gempa bumi dengan magnitudo hampir sama, yang terjadi dalam waktu dan lokasi episenter yang relatif dekat.
Menurut Direktur Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dr. Daryono, S.Si., M.Si., gempa pertama terjadi pada pukul 13:20:56 WIB dengan magnitudo 7,6 dan kedalaman 10 km. Pusat gempa berada di koordinat 21.76° LU dan 95.83° BT.
Selang 11 menit kemudian, gempa kedua mengguncang dengan magnitudo 6,4 di kedalaman yang sama, tepatnya di koordinat 22.13° LU dan 95.97° BT.
Kedua gempa ini memiliki mekanisme sumber berupa sesar geser (strike-slip), yang mengindikasikan adanya pergerakan horizontal lempeng di sepanjang patahan. Selisih jarak antara pusat kedua gempa tersebut sekitar 60 km.
BMKG mengonfirmasi bahwa gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif Sagaing, salah satu sesar besar yang membentang di Myanmar dan dikenal sebagai sumber pembangkit gempa utama di wilayah tersebut.
"Gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dipicu aktivitas sesar aktif Sagaing," ujar Daryono dalam keterangannya yang diterima Ntvnews.
Gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) seperti yang terjadi di Mandalay ini umumnya memiliki potensi merusak yang lebih besar dibandingkan gempa yang terjadi di kedalaman menengah atau dalam.
Mengingat magnitudo gempa yang cukup besar dan kedalamannya yang relatif dangkal, diperkirakan gempa ini dapat menimbulkan kerusakan signifikan di sekitar episenter.
Gempa kembar sendiri merupakan fenomena yang jarang terjadi. Berbeda dengan gempa susulan (aftershock) yang biasanya memiliki magnitudo lebih kecil, gempa kembar terjadi dalam waktu singkat dengan magnitudo hampir setara.
Hal ini dapat meningkatkan risiko kerusakan, terutama jika bangunan dan infrastruktur di wilayah terdampak tidak dirancang untuk menahan guncangan besar dalam waktu berdekatan.
Saat ini, pihak berwenang masih melakukan asesmen dampak gempa dan potensi risiko lebih lanjut. Masyarakat di sekitar episenter diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan serta mengikuti arahan dari otoritas setempat terkait mitigasi bencana.